Banjir Kubu Raya
BREAKING NEWS - Banjir Rendam Pemukiman Warga TR 6 Sekunder C Rasau Jaya (Kubu Raya)
Banjir yang merendam rumah warga memiliki ketinggian yang bervariasi. Sekitar 20 hingga 30 sentimeter bahkan lebih tinggi.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Maudy Asri Gita Utami
KUBU RAYA - Diakibatkan curah hujan tinggi, banjir kembali merendam sebagian wilayah Kabupaten Kubu Raya.
Kali ini tepatnya di Jalan Sekunder C, TR 6, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat sejak, Selasa (31/12/2019), sore.
Pantauan Tribun, belasan warga mengungsi di SDN 16 Sekunder C, Rasau Jaya, sejak Rabu (1/1/2020).
Tak hanya orang dewasa, terdapat seorang lansia dalam kondisi memperihatinkan, karena sudah tua dan memiliki riwayat sakit.
Serta beberapa balita yang harus tinggal sementara di lokasi pengungsian tersebut dan tidur beralaskan tikar.
• Kantor & Sekolah Jadi Lokasi Pengungsian Korban Banjir Jakarta, Anies: Tidak Ada Saling Menyalahkan
Banjir yang merendam rumah warga memiliki ketinggian yang bervariasi.
Sekitar 20 hingga 30 sentimeter bahkan lebih tinggi, dikarenakan ketinggian masing-masing rumah berbeda.
Satu di antara warga yang mengungsi, Sumiyati (31) mengatakan di wilayahnya memang sudah menjadi langganan banjir.
Namun, banjir kali ini jauh lebih parah dibanding sebelumnya.
"Sebenarnya banjir ini sudah sering di sini, tapi yang sekarang jauh lebih besarlah makanya kami mengungsi di sekolah ini. Di rumah air ada yang sudah mencapai sebetis, selutut. Setiap rumah ketinggiannya bervariasi," ungkapnya, Kamis (2/1/2020).
Lebih lanjutnya Sumiyati menuturkan, yang paling ditakutkan ketika banjir, bahaya listrik dan binatang.
Apalagi ia memiliki tiga orang anak dan masih kecil, sehingga mengungsi adalah alternatif terbaik yang dilakukan.
Walaupun tidak ada kasur, karena semuanya dalam keadaan basah.
"Kami takutnya listrik terus binatang karena ada anak-anak juga. Banjir ini memang tidak rutin setiap tahun dan tidak pernah masuk ke dalam rumah, palingan air pasang di halaman saja."
"Sedangkan ini, kemarin itu hujannya hanya sebentar, namun sebabkan kami harus mengungsi," ujarnya.
Ibu tiga anak ini mengatakan di rumahnya ada 7 orang.
Namun tidak semuanya mengungsi di sekolah, dikarenakan harus menjaga dan memantau kondisi rumah.
Terkait air bersih, Sumiyati menyebutkan warga terkendala air bersih, sehingga untuk kebutuhan mencuci daan lainnya menggunakan air banjir.
"Mandi pakai air ini, setelah itu bilas dengan air hujan. Kalau tidak di bilas, ya sudah. Anak-anak juga menggunakan air ini (banjir)," ucapnya.
Selain itu, Sumiyati juga menyebutkan banjir kali ini sangat mengganggu aktivitas warga sekitar.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama mengungsi, ia dan warga lainnya melakukan patungan bersama untuk membeli bahan makanan.
"Tapi tadi saya dengar dari yang lain ada bantuan sembako untuk kami di sini."
"Kebetulan tadi saya tidak ada di tempat. Untuk masak ,kami di sini masaknya menumpang di Kantin, sudah izin juga," imbuhnya.
Sumiyati pun mengungkapkan, ada sebagian warga memilih bertahan di rumahnya,dikarenakan memiliki tingkat dua.
Serta mengungsi di tempat keluarga dan lainnya.
"Tidak semua warga mengungsi di sekolah, beda-beda. Ada yang bertahan di rumahnya, bertahan di atas loteng yang tingkat dua," terangnya.
Sampai hari ini, Sumiyati mengatakan belum ada warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat terdampak banjir.
Bahkan, ia membeberkan dari pihak puskesmas setempat juga sudah ada datang memeriksa kondisi warga yang terdampak banjir.
Terlepas dari ini semua, Sumiyati berharap pemerintah dan dinas terkait dapat mencarikan solusi guna menanggulangi persoalan banjir dan warga dapat beraktivitas normal serta terhindar dari kerawanan banjir kembali.
"Kalau bisa ada pintu air agar jalur irigasi dapat lancar dan tidak banjir lagi."
"Capek rasanya, harus merasakan banjir lagi. Semoga ada solusi nyata untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Warga lainnya, Mawarti (50) mengungkapkan selama banjir ia beserta keluarganya memilih untuk bertahan di kediamannya yang memiliki tingkat dua.
"Udah dua hari banjir ini, sejak malam tahun baru pas magrib air sudah masuk ke rumah. Saya tidak mengungsi, rumah saya juga kebetulan tinggi," ujarnya.
Ibu enam anak ini mengatakan rata-rata warga di TR 6 sudah mengungsi mencari tempat aman dan meninggalkan rumahnya untuk sementara waktu.
"Ada yang tinggal di tempat keluarganya dan di tempat lainnya. Selama banjir ini, aktivitas warga di sini terhambat dan terganggu," terangnya.
Warga yang tinggal di TR 6, Rasau Jaya memilih menempatkan kendaraan mereka di dekat SDN 16, guna menghindari kerusakan jika berada di tempat yang terdampak banjir. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak