Sejarah Kembang Api, Awalnya Tak Digunakan di Malam Tahun Baru: Ada Peran Marco Polo dan Tiongkok

Semakin banyak kembang api yang meluncur ke langit, maka semakin beragam pula warna kembang api yang kita lihat.

Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ADELBERTUS CAHYONO
Warga menyaksikan letusan kembang api tepat Pukul 00.00 WIB pada malam perayaan Tahun Baru 2018 di Taman Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Senin (1/1/2018). 

Kembang api, saat ini identik dengan perayaan malam tahun baru ataupun acara-acara besar.

Khususnya di malam tahun baru, beberapa kota atau negara merayakan pergantian tahun dengan pesta kembang api.

Semakin banyak kembang api yang meluncur ke langit, maka semakin beragam pula warna kembang api yang kita lihat.

Tidak hanya warna, kembang api juga punya jenis dan bentuk yang bermacam-macam saat meledak di langit.

Kembang api yang saat ini menjadi tradisi saat perayaan tahun baru ternyata sudah diciptakan sejak sekitar 2.000 tahun lalu.

Berbagai Ucapan Selamat Tahun Baru 2020 untuk WhatsApp, Facebook, Instagram dan Telegram

Tentu saja kembang api yang pertama diciptakan berbeda dengan kembang api modern saat ini.

Penemuan dan pengembangan kembang api terjadi sekitar 2.000 tahun lalu di Tiongkok.

Kembang api pertama yang diciptakan sangat berbeda dengan kembang api modern.

Kembang api pada awal penciptaannya masih sangat sederhana dan hanya mengeluarkan bunyi 'pop' ketika dinyalakan.

Tidak hanya suaranya yang berbeda, tapi bentuk dan warna kembang api yang diledakkan juga berbeda dengan kembang api yang ada saat ini.

Berbagai bentuk, warna, hingga suara ledakan kembang api ini bisa tercipta dari campuran bahan-bahan yang digunakan.

Kembang api terbuat dari campuran berbagai bahan, seperti kalium nitrat, sulfur, dan arang.

Nah, campuran berbagai bahan ini kemudian akan menghasilkan bubuk mesiu mentah yang akhirnya dapat memicu ledakan.

Kalender 2020 Daftar Libur - Tiga Bulan Tanpa Libur Nasional dan Ada yang Istimewa di Hari Jumat

Bahan-Bahan Kembang Api Dibungkus Tunas Bambu

Agar kembang api bisa meledak, dulunya berbagai bahan penyusun kembang api akan dibungkus dengan tunas bambu.

Tunas bambu yang berisi bubuk mesiu mentah ini kemudian akan dilemparkan ke dalam api yang nantinya akan menghasilkan ledakan kencang.

Kembang api pun kemudian mengalami berbagai perubahan pada pembungkusnya.

Kalau awalnya bubuk mesiu dibungkus dengan tunas bambu, maka kembang api kemudian berkembang menjadi dibungkus menggunakan tabung dari kertas.

Bukan hanya mengalami evolusi pada pembungkusnya, bentuk kembang api juga mulai mengalami perubahan.

Kembang api mulai punya sumbu yang terbuat dari tisu sehingga untuk menyalakannya, kembang api tidak perlu dilempar ke dalam api.

Cukup dengan membakar sumbu kembang api, maka kembang api akan meledak saat sumbunya habis.

Kembang Api Awalnya Bukan Digunakan untuk Perayaan

Saat ini, kembang api banyak dinyalakan sebagai simbol perayaan beberapa acara.

Salah satu acara yang menggunakan kembang api untuk menambah kemeriahan adalah saat malam tahun baru.

Namun, sebenarnya pada saat diciptakan pertama kali, tujuan kembang api bukan untuk digunakan dalam perayaan.

Awalnya, kembang api diciptakan oleh masyarakat Tiongkok untuk memperoleh kehidupan abadi.

Ternyata, orang-orang Tiongkok pada zaman dahulu percaya kalau suara ledakan dari kembang api bisa mengusir roh jahat.

Kalau tidak ada roh jahat di sekeliling mereka, maka warga Tiongkok akan hidup dengan damai dan berumur lebih panjang.

Kembang Api Mulai Menyebar ke Eropa

Setelah tahun 1295, kembang api mulai menyebar ke Eropa, setelah Marco Polo membawanya dari Tiongkok.

Dengan dibawanya kembang api ke Eropa, beberapa negara di Eropa mulai menggunakan kembang api untuk simbol perayaan.

Kembang api di Rusia biasa dinyalakan selama lima jam untuk merayakan kelahiran putra pemimpin Rusia.

Sedangkan di Inggris, kembang api yang dinyalakan tahun 1486 bertujuan sebagai simbol perayaan pesta pernikahan Henry VII.

Warna-warna cerah pada kembang api yang kita lihat pada kembang api modern juga berdasarkan perkembangan di Eropa, lo.

Warga Italia menambahkan beberapa bahan lain untuk meningkatkan kecerahan cahaya serta bentuk yang ada di kembang api.

Artikel ini sudah terbit di Bobo dengan judul Kembang Api Identik dengan Tahun Baru, Bagaimana Sejarah Kembang Api? #AkuBacaAkuTahu

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved