Citizen Reporter

Reses ke Ambawang, Syarif Abdullah Komitmen Suarakan Kepentingan Masyarakat

Saya merasa legah bisa bertemu dengan masyarakat ambawang. Berkaitan dengan jembatan yang belum jadi, dua tahun anggaran.

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie,hadiri Peringatan Haul ke- 32 Almarhum KH Yahya Sabrowi Pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang, yang di gelar di lapangan Pondok Pesantren Yayasan Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah Desa Pasak Piang Kecamatan Sui Ambawang, Kabupaten Kuburaya, Minggu (29/12/2019). 

"Dari peristiwa tersebut, disatu sisi memang sedih, akan tetapi disatu sisi lagi nampak terlihat bahwa ekonomi Kalbar sudah mulai bagus, Jadi tidak hanya jakarta saja yang macet, akan tetapi di Kalimantan Barat sudah macet. Maka hal itu yang menjadi perhatian”, terangnya.

Tidak sampai di situ legislator asal Kalimantan Barat itu juga, di akui pihaknya tidak hanya melihat satu sisi saja akan tetapi dari berbagai kondisi yang ada di lapangan, tapi bagaiamana mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Kalimantan Barat kedepan semakin baik

"Alhamdulillah sekarang investor yang mau membantu kita untuk jalan tol. itu akan membuka ekonomi baru, kemudian sambas disana dekat dengan Sarawak, maka jaringan ini harus dipercepat”, pungkasnya.

Syarief juga menceritakan dirinya memilih di komisi V di DPR RI, karena keinginannya mensuarakan untuk kepentingan masyarakat Kalimatan Barat, menjadi prioritas utama. Ia juga menceritakan saat melakukan kunjungan kerjanya meninjau langsung pembangunan yang ada di perbatasan pada tanggal (28/12/2019) kemarin, pembangunan di Indonesi mendapatkan pujian dari pemerintah malaysia di nilai pembangunan indonesia sangat luar biasa.

"Saya bangga bertemu dengan pejabat Sarawak, karena dia bilang Indonesia saat ini sudah luar biasa, yang dulunya mereka manganggap bahwa negara kita Indonesia ini kecil, tapi sekarang mereka malu. Alasan negara Sarawak malu dengan Indonesia, karena bordernya jauh lebih baik punya Indonesia daripada punya mereka, kemudian jalan kita sudah jalan dua jalur, sedangkan jalan mereka masih satu jalur. Kemudian juga di intikong”, tukasnya.

Maka menurutnya, sudah sepantasnya warga negara Indonesia bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah (Tuhan yang maha kuasa) berikan, sebagaimana Indonesia telah memiliki budaya yang beraneka ragam, seperti halnya dalam agama islam ada budaya maulid yang dilaksanakan dengan meriah dan bahkan sampai menutup jalan raya di Indonesia. Meskipun demikian tidak ada yang marah ataupun mengganggunya. Alasannya, karena Indonesia telah memiliki Undang-Undang yang tidak boleh bertentangan dengan agama, sebagaimana landasan ideologi Indonesia bersumber dari hukum dan tidak bertentangan dengan Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

“Artinya kita menjunjung tinggi terhadap nilai-nilai agama. ketika masuk ke pegawai maka akan disumpah, kalau agama islam disumpah dengan Al-Qur’an. Artinya ada pertanggung jawaban keatas dan kebawah. Ini semuanya yang kita syukuri, kita ini 85% umat muslim di Indonesia kalau bukan kita yang marawat ini kepentingan kita bersama siapa lagi" tandasnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved