Tekan Penyakit Masyarakat, ICMI Sambas Laksanakan Seminar Sehari

Output dari kegiatan itu juga diharapkan dapat mendorong pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) di Kabupaten Sambas.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/ICMI
Pelaksanaan kegiatan seminar sehari yang dilaksanakan oleh ICMI Sambas. 

SAMBAS - Dalam rangka menekan penyakit masyarakat (Pekat) yang marak terjadi di Kabupaten Sambas.

Karenanya, Ikatan Cendikiawan Muslim (ICMI) Orda Kabupaten Sambas yang bekerjasama dengan Program Pascasarjana Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiudin (IAIS) Sambas melaksanakan Seminar Sehari, di Aula Bappeda Kabupaten Sambas, Rabu (18/12/2019).

Pada kegiatan itu, Panitia mendatang beberapa narasumber, seperti Kepala lapas Kabupaten Sambas, Effendi, Direktur Pascasarjana IAIS Sambas Dr Arnadi, Kemenag Sambas Hamzah dan Kaurbinops Satreskoba Sambas, IPDA Hazimi.

Pada kesempatan itu, Ketua ICMI Kabupaten Sambas, Misni Safari mengatakan kegiatan seminar yang dilaksanakan kemarin adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh ICMI untuk menekan penyakit masyarakat yang marak terjadi di Kabupaten Sambas.

Lima Pasangan di Sambas Terjaring Operasi Penyakit Masyarakat

"Ya, kita ketahui penyakit masyarakat di Kabupaten Sambas sangat tinggi terutama pencabulan dan narkoba," ujarnya, Kamis (19/12/2019).

Karenanya dilaksanakan kegiatan tersebut, dengan harapan acara tersebut bisa memberikan solusi dan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan untuk menekan penyakit masyarakat.

"Semoga acara yang kita laksanakan ini bisa menumbuhkan cara atau langkah antisipasi untuk menekan penyakit masyarakat dikabupaten Sambas," katanya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, output dari kegiatan itu juga diharapkan dapat mendorong pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) di Kabupaten Sambas.

"Tentu salah satu yang kita harapkan adalah bjza menekan pekat, yaitu dengan meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan," jelasnya.

Saat ini, masih banyak ditemukan anak-anak yang masih dibawah umur atau yang beranjak dewasa (remaja) yang ngelem.

Karenanya, hal tersebut nantinya bisa mempengaruhi masa depan generasi muda.

"Berdasarkan pengalaman saya banyak ditemui anak-anak yang ditemukan ngelem, tentu aktivitas melenceng ini sangat memperhatikan masa depan dan generasi muda kita," tuturnya.

"Untuk itu, kita harus memulai untuk menjaga saudara dan keluarga kita dari bahaya penyakit masyarakat," tutup Atbah. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved