Pertanyakan Alasan TMS, Peserta CPNS dari Teknik Sipil Polnep Datangi BKPSDM Mempawah
Ia mengaku mempertanyakan ini karena semua berkas yang diminta saat pendaftaran telah sesuai dengan yang diminta panitia.
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Maudy Asri Gita Utami
MEMPAWAH - Masa sanggah penerimaan CPNS di kabupaten Mempawah telah dimulai dimana ada 80 pesrta yabg dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahannya.
Satu diantara pendaftar, Nandar Rezky Ramadhan mendatangi langsung BKPSDM Mempawah karena dirinya dinyatakan TMS.
"Kami ada sekitar 13 orang dari Teknik Sipil Polnep, yang mempertanyakan kenapa kami di TMS rata-rata kami dari Mempawah, ada juga yang dari Pontianak."
"Dimana untuk CPNS kabupaten Mempawah dari jurusan D4 Teknik Sipil Polnep, kami dari D4 semuanya dikatakan TMS," ujarnya.
• 80 Peserta CPNS Mempawah Dinyatakan tidak Memenuhi Syarat
Ia mengaku mempertanyakan ini karena semua berkas yang diminta saat pendaftaran telah sesuai dengan yang diminta panitia.
Namun kemudian dianggap TMS karena prodi dirinya bersama rekannya tidak sesuai permintaan dari panitia.
"Jadi hasil pencarian kami, masalahnya di jurusannya atau prodinya tidak sesuai, padahal pengumuman panitia di Mempawah kualifikasi pendidikan bersifat umum, S1 atau D4 teknik Sipil."
"Jadi seperti teman saya jabatan yang dilamar Ahli pertama, Teknik Jalan dan Jembatan dengan kualifikasi pendidikan S1 atau D4 Teknik Sipil tanpa di jabarkan jurusan dan prodinya, namun tetap di TMS," ungkapnya.
Sehingga mereka mempertanyakan ketika keluar pengumuman administrasi tidak lulus karena tidak sesuai prodi.
"Jika mengacu dari penerimaan awal maka teknis sipil mencakup semua prodi, perencanaan perumahan dan pemukiman masuk ke teknis sipil," katanya
Kemudian masalah lain menurutnya terkait legalitas prodi mereka yang menurut panitia penerimaan tidak terdaftar di kemenpan.
"Masalah lain mereka katakan prodi kami tidak terdaftar di Kemenpan, padahal kami sudah menyerahkan akreditasi dan keterangan dari jurusan," katanya.
Sementara itu pendaftar lainnya, Geni Alditra mengaku sudah mencoba membandingkan kondisi tersebut dengan daerah lain.
"Kami mencoba mencari pembanding di daerah lain D4 rata-rata diterima dengan formasi yang sama, sementara kami di Mempawah di tolak. Jawaban mereka memiliki kebijakan setiap daerah berbeda-beda," tuturnya.
Sementara menurut pihaknya kebijakannya ada kerancuan kebijakan, dimana tidak ada kesesuaian antara kebijakan pusat, provinsi dan daerah.
"Nah kebijakan pusat, ke provinsi dan daerah ada perbedaan, padahal kalau pusat harus ada benang merah hingga ke daerah."
"Maka kebijakan panitia disini menurut kamu ada kegagalan paham, berkas kami sudah sesuai dengan permintaan sesuai kualifikasi yang di jabarkan. Ini masalah kualifikasi maka semua administrasi semua ditolak," tuturnya.
Ia menilai ada perbedaan persepsi mengenai kualifikais pendidikan dimaksudkan panitia, sementara di daerah lain mengacu jelas pada kolom yang diminta.
Seharusnya menurutnya panitia bisa jabarkan alasan kenapa mereka di TMS.
"Maka perlu dikaji dulu, sehingga ada dasarnya, maka keputusan ini menurut kami tidak ada dasarnya."
"Kami ada 13 orang, namun sisanya kami tidak tau, dikasus yang sama, walaupun ads yang berbeda formasi namun permintaannya teknik sipil," katanya.
Ia mengatakan di Mempawah juga ada kondisinya mirip dengan mereka namun tetap diluluskan.
"Di jurusan pertanian tidak melihat prodinya tapi lulus nah kenapa kami tidak di luluskan. Mereka mengtakan tenkik perencanaan perumahan dan pemukiman tidak masuk ke kualifikasi mereka, sementara di permintaan tidak ada prodi khusus, sehingga mereka seharunya tidak bisa memilah ke prodi," paparnya.
Sejumlah langkah-langkah telah mereka lakukan untuk memperjuangkan permasalahan mereka tersebut.
"Langkah kami ketemu menyampaikan aspirasi ke BKPSDM, merka juga memberikan jawaban yang kurang memuaskan."
"Namun merka juga akan mengupayakan mengevaluasi terkait permasalah ini hingga 27 Desember akan memberikan jawaban. Kami akan tetap melakukan usaha-usaha, menyampaikan ke badan-badan yang berwenang," tuturnya.
Intinya menurut dia dari panitia, sanggahan ditampung dulu sampai diadakan rapat hingga masa sanggah selesai, nanti masalahnya di angkat di rapat.
"Harapan mereka juga ingin membantu kami, semoga semuanya sesuai prosedur," pungkasnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak