Sejak Dihantam Longsor Mei Lalu, Gedung SMPN 4 Karimata Belum Juga Diperbaiki
Bustami berharap Dinas Pendidikan Kayong Utara segera memperbaiki gedung tersebut pada 2020.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Namun karena tidak adanya serapan air, sehingga mengakibatkan longsor.
"Hutan seharusnya menjadi penyaring dan penyanggah kehidupan. Hutan yang rusak mengakibatkan kerusakan struktur dan ekosistem," katanya.
Sebelumnya biaya Zul, juga sudah pernah terjadi puting beliung di wilayah itu.
"Contoh kecil ialah beberapa bulan lalu ada yang namanya angin puting beliung di Desa Ella dan Pelempai dan itu pertama kali terjadi," katanya.
"Dan sekarang ada tanah longsor lagi. Sebagaimana kita tau, longsor dan banjir terjadi karena tidak ada lagi daerah resapan yaitu hutan dataran tinggi dan hutan rawa," ungkapnya.
Karena tidak ada lagi penyanggah, maka air hujan turun akan langsung ketanah dan diserap lansung oleh tanah dan ketika tanah telah jenuh maka timbullah kelembaban yang tinggi mengakibatkan tanah menjadi lunak.
Hal ini tidak terjadi atau bisa diminimalisir jika ada pepohan maka akar dari pepohonan akan menjadi penyanggah tanah," tutur alumni Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura (Untan) ini.
Karena, ia berharap dan mengajak semua pihak untuk bisa sama-sama menjaga lingkungan.
Agar hal-hal serupa tidak lagi terjadi di Desa Ella Hilir dan Pelempai Jaya.
"Dalam kontek ini saya menghimbau mari menjaga lingkungan. Tidak hanya masyarakat perusahaan yang terkait dengan lingkungan juga harus berperan aktif dalam penyelamatan hutan dan satwa," tutupnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak