Cargill Kembangkan Metode Lestari Capital di Hutan Kapuas Hulu 

Hutan Desa mencakup total 1.430 hektar termasuk hutan rawa gambut, tanah rawa dan danau.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
CEO Cargill Tropical Palm, Richard Low. 

SCCM merupakan mekanisne konservasi yang pertama di industri kelapa sawit dan Program Hutan Desa Nanga Lauk adalah salah satu contoh yang baik tentang bagaimana kami mengimplementasikan komitmen keberlanjutan dan ketaatan kami terhadap sertifikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas serta melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.

Inisiatif konservasi yang didukung oleh SCCM adalah inisiatif yang melestarikan dan merestorasi hutan di Indonesia dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT), yang merupakan faktor penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mitigasi krisis iklim dunia.

Lestari Capital sangat mengapresiasi Cargill yang telah merealisasikan komitmen mereka dan menjadi pionir pengguna SCCM untuk melakukan pembiayaan selama 25 tahun secara langsung ke pihak yang paling membutuhkan, yaitu inisiatif konservasi di lapangan.

Nanga Lauk diharapkan menjadi contoh bagi program-program konservasi berkualitas tinggi yang memiliki manfaat jangka panjang.

Program hutan desa memungkinkan anggota masyarakat untuk melindungi dan mengelola hutan serta memperoleh penghasilan dari pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

"Program ini juga membantu masyarakat meningkatkan mata pencaharian melalui pelatihan di berbagai bidang seperti patroli hutan, keterampilan bisnis, pemasaran dan pengembangan bisnis, pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam seperti rotan, bambu dan madu liar, serta ekowisata," tutup Richard Low. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved