Siap Maju di Pilkada, Rektor Universitas Muhamadiyah Pontianak Tawarkan Konsep Bangun Sambas

Pria yang telah memimpin UMP dari tahun 2008 sampai sekarang ini pun menawarkan sejumlah konsep untuk pembangunan daerah

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Helman Fachri
Rektor Universitas Muhamadiyah Pontianak (UMP) Dr. H. Helman Fachri, SE, MM yang juga bakal calon Bupati Sambas. 

PONTIANAK - Rektor Universitas Muhamadiyah Pontianak (UMP) Dr. H. Helman Fachri, SE, MM mengungkapkan kesiapannya untuk maju di pilkada Sambas.

Pria yang telah memimpin UMP dari tahun 2008 sampai sekarang ini pun menawarkan sejumlah konsep untuk pembangunan daerah satu diantara beranda Indonesia tersebut.

"Kabupaten Sambas memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan, namun belum digarap maksimal sehingga tertinggal dari beberapa kabupaten/ kota di Kalimantan Barat," ujarnya, Kamis (05/12/2019) sesuai yang diterima Tribun.

Hal ini pun pernah ditegaskannya dalam acara Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas (KMKS) di Pontianak, pada 24 November 2019 di Aula Teknik Untan.

Diungkapkannya, fenomena kondisi daerah Kabupaten Sambas saat ini cukup memprihatinkan berdasarkan data BPS tahun 2018, mulai dari Indeks Pembangunan Manusia baru mencapai 66,61, dibawah rata-rata IPM Provinsi dan menempati urutan 5 dari 14 Kabupaten/kota.

Jumlah dan prosentase penduduk miskin 8,55 persen, di atas rata-rata provinsi 7,88 persen, dan menempati urutan ke 8 dari 14 kabupaten/ kota.

Empat Partai di Kapuas Hulu Bahas Koalisi Pilkada 2020

Begitu juga dengan jumlah fakir miskin terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 2016 dengan jumlah 27.599 jiwa, kemudian tahun 2017, 158.921 jiwa dan tahun 2018 mencapai 169.710 jiwa.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi cenderung menurun dimana tahun 2016 5,24 persen, tahun 2017 5,13 persen dan tahun 2018 5,20 persen.

Sementara itu dari data Indeks desa membangun tahun 2017 terungkap bahwa sebagian besar kondisi desa di kabupaten Sambas masuk dalam klasifikasi desa sangat tertinggal dan tertinggal.

Adapun secara lengkap klasifikasi tersebut yakni desa sangat tertinggal berjumlah 18, desa tertinggal berjumlah 99, desa berkembang berjumlah 5, dan desa maju 17.

Kondisi ketertinggalan di berbagai sektor inilah, lanjutnya, di duga sebagai pemicu meningkatnya berbagai permasalahan sosial seperti kasus cabul yang terus meningkat, tingkat perceraian tinggi, kasus trafficking, wanita rawan sosial ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga dan anak, kasus narkoba serta kasus sosial lainnya sehingga memerlukan penangan serius dan komprehensif.

"Inilah yang sangat disayangkan karena Kabupaten Sambas memiliki potensi sumber daya melimpah serta letaknya yang strategis," katanya.

Lanjut dikatakannya, untuk berbagai bidang seperti pertanian, perikanan perkebunan, peternakan, dan sedikit sektor pertambangan belum termanfaatkan secara optimal.

Begitu pula posisi geografis yang sangat strategis karena terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKI-1) dan perairan lautnya berhadapan langsung ke Laut Cina Selatan, kemudian mempunyai daerah yang berbatasan langsung (Darat) dengan negara tetangga (Malaysia) yang menjadi beranda terdepan perekonomian wilayah.

Terlebih, memiliki potensi wisata yang cukup kaya dan beragam, mulai dari wisata alam, wisata sejarah dan budaya serta wisata minat khusus seperti Eco Tourism dengan alamnya yang masih potensial.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved