Indonesia Lawyers Club
Tema ILC TVOne Malam Ini Selasa : 'Selamat Datang Ahok' Berubah 'Bisakah Ahok Membasmi Mafia Gas?'
Karni Ilyas mengumumkan tema yang akan dibahas pada acara Indonesia Lawyers Club atau ILC malam ini, Selasa (26/11/2019) jam 20.00 WIB.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
ILC - Karni Ilyas mengumumkan tema yang akan dibahas pada acara Indonesia Lawyers Club atau ILC malam ini, Selasa (26/11/2019) jam 20.00 WIB.
Indonesia Lawyears Club (ILC) adalah acara diskusi atau talkshow yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa pukul 20.00 WIB.
ILC membahas segala topik diskusi yang sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan di Indonesia. Baik bidang hukum, politik, sosial, kesehatan dan bidang-bidang lainnya.
Acara ini mengundang berbagai tokoh-tokoh nasional yang profesional dan berkompeten untuk membedah dan menyampaikan gagasan yang diharapkan jadi solusi bagi permasalahan yang terjadi.
Karni Ilyas adalah pemandu acara program diskusi Indonesia Lawyears Club (ILC) yang tayang di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa.
Karni Ilyas memposting melalui Twitter-nya terkait tema ILC TVOne Selasa (26/11/2019):
"Dear Pencinta ILC, diskusi kita pukul 20.00 besok berthema: "Bisakah Ahok membasmi Mafia Migas?". Selamat menyaksikan." Demikian penyampaian resmi Karni Ilyas via twitter @karniilyas Selasa (26/11/2019).
Tema itu diposting berbeda dengan postingan tema sebelumnya.
• Hasil ILC TVOne: Sujiwo Tejo Cerita Rok Mini, Cadar hingga Penggunaan Lajur Kiri Jalan
Beberapa jam sebelum tema "Bisakah Ahok membasmi Mafia Gas?", Karni Ilyas sempat memposting tema "Selamat Datang Ahok"
"Dear Pencinta ILC, diskusi kita Selasa, Pkl 20.00 Wib, berjudul, "Selamat Datang Ahok.' Selamat menyaksikan. #ILCAhok," cuit Karni Ilyas 12 jam sebelumnya.
Tapi enam jam kemudian cuitan berubh dengan tema tentang Ahok lebih spesifik.
Akun Karni Ilyas langsung direspon netizen.
Termasuk ada netizen mempertanyakan apakah ILC TV One dan Karni Ilyas mengundang Ahok.
"Kami undang semoga datang," balas Karni Ilyas.
Tugas Ahok
PT Pertamina (Persero) memaparkan tugas-tugas yang akan dijalankan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama.
"Pada intinya sebagai dewan komisaris tugasnya adalah mengawasi pengelolaan perusahaan, memberikan saran kepada direksi terkait langkah-langkah strategis," ujar VP of Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Dia mengatakan, tugas-tugas tersebut pastinya akan dijalankan oleh Ahok sebagai komisaris utama bersama dengan para komisaris lainnya.
"Pembagian tugasnya jelas, bapak Basuki Tjahaja Purnama sebagai Komisaris Utama, kemudian bapak Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama, sedangkan yang lainnya sebagai komisaris," katanya dikutip dari Kompas.com.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) telah memutuskan beberapa perubahan di level direksi dan tiga komisaris baru PT Pertamina (Persero).
Emma Sri Martini ditunjuk menjabat Direktur Keuangan, Basuki Tjahaja Purnama menjadi Komisaris Utama, Budi Gunadi Sadikin menjadi Wakil Komisaris Utama dan Condro Kirono sebagai Komisaris.
Menurut Fadjriyah, pergantian direksi dan komisaris merupakan kewenangan pemegang saham, dan Surat Keputusannya sudah ditetapkan.
Adapun keputusan tersebut tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-282/MBU/11/2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris Perseroan (Persero) PT Pertamina dan SK-283/MBU/11/2019, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina. Keputusan tersebut ditetapkan pada 22 November 2019.
Keputusan tersebut juga memberhentikan dengan hormat Pahala N Mansury dari jabatan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), posisi yang dijabatnya sejak September 2018.
Selain itu, keputusan ini juga memberhentikan dengan hormat Tanri Abeng dari jabatan Komisaris Utama, Arcandra Tahar dari jabatan Wakil Komisaris Utama dan Gatot Trihargo dari Komisaris.
Tanri Abeng telah menjabat sebagai Komisaris Utama sejak Mei 2015, Arcandra Tahar menjabat Wakil Komisaris Utama sejak November 2016 dan Gatot Trihargo menjabat posisi Komisaris sejak April 2019.
Alasan Ahok Tak Ditunjuk Jadi Dirut Pertamina
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan alasan Erick Thohir tak menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Menurut Arya, Erick Thohir lebih menginginkan posisi direktur utama pada perusahaan minyak pelat merah itu diisi oleh orang yang lebih paham di dunia minyak dan gas.
“Karena kita butuh juga yang direksi dan Dirutnya sudah paham dengan bisnisnya (Pertamina),” ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Arya menambahkan, Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina karena menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempunyai integritas yang tinggi dalam melakukan pengawasan.
“(Pertamina) ini harus kencang, jadi butuh pengawasan, kemampuan Pak Ahok,” kata Arya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi mengangkat Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Penunjukkan Ahok sebagai komisaris utama (Komut) Pertamina menuai pro kontra di publik.
Misalnya, peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman berpendapat, Ahok yang merupakan seorang eksekutor lebih cocok menjadi direktur utama.
Sementara tugas komisaris bukan di operasional, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.
Meski demikian, Ferdy menyebut bahwa nama Ahok tetap bisa menggentarkan para mafia.
"Meskipun komut, para mafia harus hati-hati, karena penunjukan Ahok adalah upaya Jokowi berperang melawan mafia migas yang sudah lama bercokol di Pertamina," kata Ferdy dalam siaran pers, Minggu (24/11/2019).
Ahok telah mengambil SK pengangkatan dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina di Kantor Kementerian BUMN.
Ia meminta bantuan dari masyarakat dalam mengawasi kinerja perusahaan plat merah itu, Minggu (24/11/2019).
Menurut Ahok, masyarakat bisa membantu dirinya mengawasi Pertamina dengan cara memberikan laporan jika melihat adanya masalah di perusahaan minyak milik negara tersebut.
“Kita harapkan semakin banyak ada nomor pengaduan, semakin banyak melapor, akan mendorong kami melakukan pengawasan yang lebih baik, karena enggak mungkin bisa ngawasin tanpa informasi (dari masyarakat),” ujar Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta.
Susunan Direksi dan Komisaris
Berikut susunan direksi dan komisaris pada PT Pertamina (Persero) pada saat ini:
Direksi
Direktur Utama: Nicke Widyawati
Direktur Hulu: Dharmawan H Samsu
Direktur Pengolahan: Budi Santoso Syarif
Direktur Pemasaran Korporat: Basuki Trikora Putra
Direktur Pemasawan Retail: Mas'ud Khamid
Direktur Keuangan: Emma Sri Martini (gantikan Pahala N Mansury)
Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur: Gandhi Sriwidodo
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia: Ignatius Tallulembang
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko: Heru Setiawan
Direktur Sumber Daya Manusia: Koeshartanto Koeswiranto
Direktur Manajemen Aset: M Haryo Yunianto
Komisaris
Komisaris Utama: Basuki Tjahaja Purnama (gantikan Tanri Abeng)
Wakil Komisaris Utama: Budi Gunadi Sadikin (gantikan Arcandra Tahar)
Komisaris: Ego Syahrial, Gatot Trihargo, Suahasil Nazara, Alexander Lay.
Saksikan ILC TVOne melalui link Live Streaming berikut ini:
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak