Terkait Semburan Air Bercampur Gas di Kayong Utara, Dinas ESDM Kalbar Minta Pemkab Uji Laboratorium
menurut Ervan, dari informasi yang dia terima, tekanan semburan sudah semakin menurun dari semula.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Jamadin
KAYONG UTARA - Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Barat, Ervan Judiarto menyebut akan meminta Pemerintah Kayong Utara untuk melakukan uji laboratorium terkait semburan air bercampur gas dari sumur bor di Desa Medan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.
Pernyataan tersebut dilontarkan Ervan saat ditanya Tribunpontianak.co.id, kapan hasil uji laboratorium sumur bor itu keluar.
Dijelaskannya, geologi dari Dinas ESDM Kalbar sudah mengambil sampel di area semburan pada Sabtu (16/11/2019).
"Kalau uji hasil laboratorium kandungan airnya kami sarankan agar kabupaten yang menyampaikan ke lembaga yang ditunjuk, seperti Sucofindo atau yang lain," kata Ervan, Selasa (19/11/2019).
• ILOC Gelar Roadshow Bersama Pemprov Kalbar, Ini Permasalahan Yang Dibahas
Ervan lantas mengungkapkan, air yang disemburkan dari sumur bor itu payau.
Oleh karenanya, diperlukan uji laboratorium untuk mengetahui kelayakannya.
Namun, menurut Ervan, dari informasi yang dia terima, tekanan semburan sudah semakin menurun dari semula.
"Mengenai gas methana akan hilang sendiri di udara. Untuk dampak semburan yang dimaksud melihat kondisinya intensitas semakin kurang, namun gas jangan bersentuhan dengan api," ujar Ervan.
Masih Semburkan Air Campur Gas
Sumur bor di Desa Medan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara masih terus menyemburkan air bercampur gas, Senin (18/11/2019).
Warga setempat, Jupri mengatakan, hingga sekarang warga masih cemas karena kondisi itu.
Sebab, masyarakat belum mendapat kejelasan dari pemerintah, apakah gas yang ikut tersembur mengandung racun berbahaya atau tidak.
Warga juga belum mendapat titik terang, apakah semburan tersebut berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi warga dan lingkungan.
Menurut Jupri, tim geologi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Barat memang sudah meninjau ke area semburan pada Sabtu (17/11/2019).
Hanya saja, mereka meminta waktu hingga sebulan untuk menyampaikan hasil uji laboratorium.
• Buka Roadshow ILOC, Sutarmidji Sebut Pentingnya Data Dalam Pengambilan Keputusan
"Minta waktu satu bulan, apa itu enggak kelamaan ya?," kata Jupri saat dihubungi.
Jupri mengatakan, sebagai masyarakat mereka hanya bisa menerima apa yang disampaikan.
Namun, kata Jupri, warga setempat sangat berharap secepatnya mendapat titik terang dari Dinas ESDM Kalbar.
Adapun, sumur bor berkedalaman sekitar 15 meter itu pertama kali digali pada Senin (11/11/2019).
Sejak itu, sumur tidak henti-hentinya menyemburkan air bercampur gas dan pasir.
Saat pertama keluar dari lubang sumur, tinggi semburan bahkan mencapai sekitar 13 meter.
Namun, agar air tidak terus menyembur ke atas, warga berinisiatif memasang pipa sambungan yang kemudian direbahkan ke tanah untuk mengalirkan semburan air dari lubang sumur.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak