Bom di Medan

Terungkap Sering Chatting dengan Napi Teroris, Istri Bomber Medan Hendak Teror Bali

Dedi membeberkan, DA merencanakan aksi pengeboman di Bali bersama bersama seorang pria berinisial I.

KOMPAS.COM/DEWANTORO
Polisi membawa tiga orang yang merupakan paman, bibi dan sepupu Rabbial M.N alias Dedek setelah menggeledah rumah di Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Rabu siang (13/11/2019). 

JAKARTA- Polisi menduga RMN alias Dedek (24), pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan, terpapar paham radikalisme dari sang istri, D, enam bulan sebelum melancarkan aksinya.

Dari penelusuran polisi, DA merencanakan aksi pengeboman di Bali.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, saat ditangkap, D sedang menyusun rencana melancarkan teror di Bali dalam beberapa waktu ke depan.

"Di dalam jejaring komunikasi media sosialnya, mereka (D dan terduga teror lainnya) berencana melakukan aksi terorisme di Bali," ujar Dedi di Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).

Istri Bomber Mapolrestabes Medan Hendak Meneror Bali & Sering Datangi Narapidana Terorisme di Lapas

Polsek Belitang Tingkatkan Situasi Keamanan Pasca Bom di Mapolrestabes Medan

Pasca Bom di Medan, Kapolres Perintahkan Jajaran Polres dan Polsek di Ketapang Wajib Siaga

Dedi membeberkan, DA merencanakan aksi pengeboman di Bali bersama bersama seorang pria berinisial I.

Polisi menemukan fakta mengejutkan, karena ternyata I merupakan narapidana perkara terorisme yang sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II, Kota Medan.

"Yang bersangkutan (D) cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi lewat Facebook (dengan I)," ungkapnya.

Selain itu, D juga sering mengunjungi I ke lapas tersebut.

Selain bertemu langsung, D dan I rupanya juga berkomunikasi atau chatting lewat akun media sosial Facebook.

"Sampai terakhir diamankan tadi malam, masih ada komunikasi (antara D dengan I) di medsos," terang Dedi.

Berdasarkan pengalaman pemberantasan terorisme selama ini, bentuk komunikasi serupa D dan I ini bukanlah gerakan lone wolf, melainkan gerakan terorganisasi dari kelompok teror.

"Ini masih didalami dulu, siapa pemimpin daripada kelompok ini. Apakah ada penyandang dananya, apakah ada yang memiliki keahlian untuk merakit bom?" kata Dedi.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah mengamankan DA di Medan pada Rabu malam atau beberapa jam setelah suaminya melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

Tim Densus 88 membawa DA ke Jakarta untuk pengembangan penyidikan kasus terorisme suaminya dan rencana teror di Bali.

Terlebih lagi, bom bunuh diri yang digunakan RMN terbilang memiliki rangkaian yang cukup sulit.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved