Aksi Mahasiswa PMII Sintang - Datang Bawa 4 Tuntutan, Pulang Cium Tangan
Hal berbeda justru ditunjukan oleh puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sintang.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Tensi suara sempat meninggi saat mahasiswa mendesak masuk ke gedung DPRD.
Santosa, anggota DPRD Sintang yang lama dilantik itu mengambil alih microfon dari tangan ketua lalu mengeluarkan instruksi: Masuk hanya perwakilan, duduk di luar atau tidak sama sekali.
"Kami sudah tawarkan pilihan," tegasnya.
Mahasiswa lalu memilih opsi kedua: duduk bersama di beranda kantor DPRD.
Semula, para wakil rakyat duduk di undakan.
Namun, "dipaksa" oleh peserta aksi untuk sama-sama duduk di lantai.
"Semua duduk di bawah. Kita duduk sama rata," teriak peserta aksi.
Mendengar seruan itu, para wakil rakyat, termasuk Ketua DPRD Sintang, Florensius Ronny yang baru dilantik itu terpaksa duduk lesehan di lantai porselen yang lembab.
Ada empat poin tuntutan para mahsiswa yang turun aksi. Satu di antaranya soal aset daerah yang terbengkalai.
"Aset daerah yang terbengkalai tolong dibenarkan, kami malu, fasilitas umum tidak digunakan. Tolong dibenahi," desa Korlip, Anas Mas'ud.
Selain itu, mahasiswa juga mengingatkan agar wakil rakyat tidak menebar janji manis saja saat kampanye.
"Rakyat sudah cerdas, tidak mau di PHP. Rakyat butuh bukti. Kami minta wakil rakyat tepati janji," jelas Anas.
Usai menyerahkan empat poin nota kesepakatan, mahasiswa membubarkan diri secara tertib dikawal pihak keamanan. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak