Aksi Mahasiswa PMII Sintang - Datang Bawa 4 Tuntutan, Pulang Cium Tangan
Hal berbeda justru ditunjukan oleh puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sintang.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Aksi Mahasiswa PMII Sintang - Datang Bawa 4 Tuntutan, Pulang Cium Tangan
SINTANG- Ada yang berbeda dari aksi damai yang dilakukan oleh Mahasiswa di Kabupaten Sintang di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sintang, Senin (28/10/2019) pagi.
Jika biasanya setelah selesai aksi mahasiswa langsung bubar atau befoto bersama dengan para wakil rakyat.
Hal berbeda justru ditunjukan oleh puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sintang.
Sebelum membubarkan diri, puluhan mahasiswa berbaris rapi.
Baca: 4 Tuntutan Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sintang Untuk Wakil Rakyat
Baca: BREAKING NEWS - Massa PMII Sintang Gelar Aksi di Depan Gedung DPRD Sintang
Begitu pula dengan sejumlah anggota dan pimpinan dewan.
Lalu, mahasiswa PMII itu menyalami satu persatu anggota dewan yang menyambut aksi damai hingga merelakan diri duduk lesehan di teras gedung DPRD Sintang.
Banyak dari mahasiswa tak sungkan mencium tangan.
Ada pula yang menyelipkan pesan supaya anggota dewan tidak mudah marah.
"Santai, Pak. Jangan mudah marah, nanti naik darah," celetuk seorang mahasiswi sembari menyodorkan tangan lalu melipir pergi ke barisan.
Aksi damai yang digelar oleh mahasiswa PMII di gedung DPRD memang sempat alot.
Mahasiswa ingin beraudiensi dengan para wakil rakyat di ruang rapat, namun pimpinan DPRD hanya menyanggupi beberapa perwakilan saja.
Jawaban itu tidak memuaskan para peserta aksi damai yang mengawal aspirasi rakyat tersebut.
Mahasiswa tetap mendesak agar semua diperbolehkan masuk ke dalam.
"Masuk. Masuk masuk" teriak mahasiswa kompak. "Kami punya etika, ndak mungkin merusak fasilitas milik rakyat," tambahnya.
Tensi suara sempat meninggi saat mahasiswa mendesak masuk ke gedung DPRD.
Santosa, anggota DPRD Sintang yang lama dilantik itu mengambil alih microfon dari tangan ketua lalu mengeluarkan instruksi: Masuk hanya perwakilan, duduk di luar atau tidak sama sekali.
"Kami sudah tawarkan pilihan," tegasnya.
Mahasiswa lalu memilih opsi kedua: duduk bersama di beranda kantor DPRD.
Semula, para wakil rakyat duduk di undakan.
Namun, "dipaksa" oleh peserta aksi untuk sama-sama duduk di lantai.
"Semua duduk di bawah. Kita duduk sama rata," teriak peserta aksi.
Mendengar seruan itu, para wakil rakyat, termasuk Ketua DPRD Sintang, Florensius Ronny yang baru dilantik itu terpaksa duduk lesehan di lantai porselen yang lembab.
Ada empat poin tuntutan para mahsiswa yang turun aksi. Satu di antaranya soal aset daerah yang terbengkalai.
"Aset daerah yang terbengkalai tolong dibenarkan, kami malu, fasilitas umum tidak digunakan. Tolong dibenahi," desa Korlip, Anas Mas'ud.
Selain itu, mahasiswa juga mengingatkan agar wakil rakyat tidak menebar janji manis saja saat kampanye.
"Rakyat sudah cerdas, tidak mau di PHP. Rakyat butuh bukti. Kami minta wakil rakyat tepati janji," jelas Anas.
Usai menyerahkan empat poin nota kesepakatan, mahasiswa membubarkan diri secara tertib dikawal pihak keamanan. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak