Semula Menentang Perusahaan Sawit, Kini Koperasi Produksi Raja Swa Dipuji Jarot Winarno
Penentangan perusahaan sawit berakhir setelah ada solusi bersama yang disepakati oleh masyarakat dan perusahaan.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Koperasi kata Darius mempercayakan kepada perusahaan untuk mengelola kebun mitra mandiri.
Bahkan, Darius dan anggota koperasi berniat memperluas area kebun, karena ada masyarakat Desa Sekubang minta bergabung menjadi anggota koperasi.
"Kami menargetkan kami bisa panen dalam satu bulan mencapai 100 ton," jelasnya.
Syarifudin Ramli, Pimpinan PT Kencana Alam Permai membenarkan bahwa kehadiran perusahaan ini pernah tidak diterima bahkan di tentang masyarakat sampai adanya solusi pola kemitraan dengan koperasi.
Berkat solusi pola kemitraan, Desa Bangun, Kecamatan Sepauk kata Syarifuddin dianggap desa pertama di Kalbar yang bermitra dengan perusahaan.
"Di Kalbar satu satunya hanya di Desa Bangun ini yang menggunakan pola kemitraan seperti ini. Tanah milik warga tetapi yang mengelola adalah perusahaan. Hasil panen kebun milik anggota koperasi akan masuk ke pabrik kami yang baru saja di fungsikan," kata Syarifudin.
Bupati Sintang, Jarot Winarno menyebut di Kabupaten Sintang ada 152 koperasi kebun.
Namun yang sehat hanya 70 koperasi saja. Sisanya: hidup segan mati tak mau.
"Yang terbaik dari 70 koperasi tersebut adalah Koperasi Rimba Harapan di Binjai Hulu dan Koperasi Produksi Raja Swa di Sepauk ini. Koperasi ini akan menjadi contoh bagi koperasi lain. Kebunnya masih milik masyarakat. Tetapi yang kelola adalah perusahaan," puji Jarot.
Jarot berharap, meskipun saat ini kebun milik koperasi ini dalam satu hektar hanya mampu menghasilkan 500-700 kilogram saja.
Kedepan Jarot mendorong terus agar koperasi bisa memperbaiki produktivitas kebunnya sampai menghasilkan 3-5 ton per hektar. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak