Kabinet Indonesia Maju
Mahfud MD: Dari Batal Calon Wakil Presiden hingga Jabat Menko Polhukam
Mahfud MD: Dari Calon Wakil Presiden hingga Jabat Menko Polhukam......................................
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Mantan Ketua MK, Prof Mahfud MD diumumkan Presiden Jokowi sebagai Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju.
Pengumuman ini disampaikan Jokowi di depan Istana Negara Jakarta, Rabu (23/10/2019) pagi.
"Berdiri Prof," kata Jokowi yang duduk lesehan bersama para calon menterinya.
Jokowi mengatakan, segala hal terkait korupsi, kepastian hukum, deradikalisasi di bawah Prof Mahfud MD.
Pengumuman ini mengakhiri spekulasi kemungkinan Mahfud MD menjadi korban PHP (pemberi harapan palsu) untuk kedua kalinya.
Sebelumnya, Jokowi meminta Mahfud MD mendampinginya dalam Pilpres 2019.
Namun di pertengahan jalan, Jokowi justru memilih Ma'ruf Amin.
Mahfud MD diketahui pernah menjadi "korban harapan palsu" dua presiden di Indonesia.
Baca: Mahfud MD Jadi Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju Jokowi - Maruf Amin
Baca: DAFTAR Kabinet Jokowi Jilid 2 - Menteri dari Bali Dipanggil di Menit-menit Akhir, Srikandi Terakhir
Paling baru, adalah tawaran menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 dimana Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf Amin.
Mahfud mengaku tidak kecewa dengan keputusan Jokowi dan sembilan partai koalisi pendukungnya.
"Saya tidak kecewa, kaget saja, karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud, dalam sebuah wawancara di Kompas TV, pada Kamis (9/8/2018) sore.
Jokowi dan para partai pendukungnya mengungkap nama Ma'ruf Amin sebagai cawapres dalam sebuah pertemuan di restoran Plataran, Menteng, pada Kamis sore ini.
Setelah diminta mempersiapkan diri, Mahfud MD sebenarnya sempat menunggu di restoran yang tidak jauh dari tempat pertemuan.
Namun, setelah beberapa lama menunggu, Mahfud memutuskan pulang.
Meski begitu, Mahfud menilai bahwa hal yang dialaminya sebagai peristiwa politik biasa.
"Biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa," ujar mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid ini.
"Kita harus lebih mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud, nama Ma'ruf Amin," ucap Mahfud.
Selain oleh Jokowi, Mahfud MD ternyata juga pernah menjadi "korban harapan palsu" Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mahfud MD menceritakan hal itu di program TV Alvin & Friends iNews TV, Senin (1/4/2019).
Mahfud pada kesempatan itu menceritakan kekecewaan karena batal menjadi menteri setelah dijanjikan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mahfud MD mengungkapkan, waktu SBY mau menjadi presiden, dirinya masuk dalam daftar calon menteri.
"Dan sudah muncul di koran-koran, calon menterinya SBY itu Mahfud. Kalau tidak Menteri Agraria nanti di Menteri Dalam Negeri (Mendagri) atau Menteri Hukum dan HAM. Terakhir calon Menko Kesra gitu," kata Mahfud.
Baca: Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Mbah Moen Wafat di Tanah Suci! Mahfud MD Tulis Kesan Mengharukan
Mahfud mengatakan, dirinya saat itu memang berjuang untuk kemenangan SBY.
SBY juga memanggilnya dua kali dan menyampaikan jika menjadi presiden akan menjadikan Mahfud MD sebagai menteri.
"PKB saya ambil tiga, Pak Mahfud, Khofifah, Alwi Shihab," cerita Mahfud.
Setelah SBY menjadi presiden, terjadi rebutan dimana-mana dan nama Mahfud tidak masuk.
"Pokoknya kalau kita ingin tapi Tuhan tidak meridhoi, tidak jadi. Tetapi saya katakan, wah ini Tuhan memberikan jalan lain kepada saya, karena saya tidak menyangka, sesudah tidak terpilih oleh SBY ada lowongan menjadi ketua hakim MK," ujar Mahfud MD.
"Saya masuk ke situ tanpa rencana apa pun, terpilih, kemudian menjadi ketuanya pun tidak pakai usaha," kata Mahfud MD.
"Orang mengusulkan, udah waktunya Pak Mahfud. Termasuk Jusuf Kalla, semua bekerja sendiri, saya terpilih ketika saya tidak ingin," ujar Mahfud.
"Terus berarti ketika SBY tidak menjadikan saya sebagai menteri saya agak kecewa pada waktu itu, karena sudah janji, sudah ketemu tapi kok tidak jadi. Tapi saya diam saja, kecewa, mungkin Tuhan tidak mengijinkan, lalu saya pergi umrah saja," katanya.
Tak lama setelah pulang dari Umroh, Mahfud MD mendapat amanah menjadi Ketua MK.
"Malah lebih tinggi dari menteri kan, sejajar dengan presiden," kata Mahfud MD.