Kabinet Kerja Jilid 2

Kabinet Kerja Jilid 2 - Daftar 6 Orang Dipanggil Presiden, 3 Pengusaha, Jenderal, Bupati & Mahfud MD

Christiany Eugenia Tetty Paruntu bupati Kabupaten Minahasa Selatan untuk periode 2010-2015 tiba di Istana Presiden Jakarta, Senin (21/10/2019).

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
ISTIMEWA
Kabinet Kerja Jilid 2 - Daftar 6 Orang Dipanggil Presiden, 3 Pengusaha, Jenderal, Bupati & Mahfud MD. 

Nadiem juga bekerja di Zalora Indonesia sebagai Co-Founder serta Managing Editor.

Ia kemudian memutuskan keluar dari Zalora dan bekerja di Kartuku sebagai Chief Innovation Officer.

Di tahun 2011, Nadiem Makarim mulai merintis perusahaannya yang kemudian dikenal dengan Go-Jek.

Go-Jek merupakan aplikasi pesan ojek online yang telah berkembang besar di Indonesia.

Bos Go-Jek Nadiem Makarim memiliki profil pendidikan yang menghabiskan waktu menimba ilmu di luar negeri, di antaranya di Singapura dan Amerika Serikat.

Tak hanya itu, bos Go-Jek ini juga telah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia sebesar Rp 9,9 triliun per tahun kepada perekonomian Indonesia.

Usai bertemu Jokowi hari ini, Nadiem merasa ini kehormatan bergabung ke kabinet.

"Dan saya menerima," kata Nadiem.

Nadiem mengaku sudah diberitahu akan menjadi menteri apa.

Namun ia enggan membocorkan ke wartawan.

"Itu hak prerogatif presiden untuk umumkan," kata dia.

Nadiem pun mengaku ia sudah mundur dari Gojek, bisnis start up yang ia dirikan.

"Pasti di Go-jek sudah mundur. Tidak ada posisi dan kewenangan apapun di Gojek," ujarnya.

Jenderal Tito Karnavian

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi orang ke enam yang mendatangi Istana Presiden menghadap Presiden Joko Widodo.

Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (lahir di Palembang, Sumatra Selatan, 26 Oktober 1964; umur 54 tahun), adalah seorang perwira tinggi polisi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Tito termasuk seorang polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat.

Saat masih menyandang pangkat AKBP, ia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005.

Pangkatnya dinaikkan, dan ia menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan lainnya.

Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top.

Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri. Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya.

Pada tanggal 14 Maret 2016, ia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved