FGD Manfaat Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri, Kapolda : Kalbar Zero Hotspot

Hadir sebagai nara sumber Kapolda Kalbar, Gubernur Kalbar, Sahli Ideologi dan Politik Kodam XII Tanjungpura, Rahmatullah Rizieq...

Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/Destriadi Yunas Yumasani
Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono memaparkan materi Focus Group Discusion ( FGD ) Peran Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri Di Provinsi Kalbar oleh Universitas Panca Bhakti Pontianak, di Hotel Ibis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (16/10/2019). TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

FGD Manfaat Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri, Kapolda : Kalbar Zeo Hotspot 

PONTIANAKKegiatan Fokus Group Discussion (FGD) yang mengusung tema Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri di Provinsi Kalbar dihadiri segenap unsur Civitas Akademika Universitas Panca Bakti (UPB) Pontianak, Rektor, Dosen dan para Mahasiswa.

Hadir sebagai nara sumber Kapolda Kalbar, Gubernur Kalbar, Sahli Ideologi dan Politik Kodam XII Tanjungpura, Guru Besar UPB Prof. Dr. Ir. Rahmatullah Rizieq, Msi serta menghadirkan Dr Saffilianty Anggiani MM Mba motivator nasional dari fakultas ekonomi dan bisnis universitas Trisakti, Rabu (16/10/2019).

Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH menyambut baik kegiatan FGD ini yang merupakan program maintenance partnership untuk percepatan membangun Desa Mandiri Berbasis IT di Provinsi Kalbar dalam meningkatkan dan memelihara Kamtibmas sehingga unsur pemerintah, civitas akademika dan unsur masyarakat memiliki cara pandang, semangat dan wawasan yang sama dalam memberdayakan daya tangkal, daya cegah dan daya penanggulangan, terhadap berbagai hal yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan Barat,” katanya.

Baca: FGD Manfaat Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri di Provinsi Kalbar

Selain itu, Kapolda menjelaskan sampai saat ini situasi Kalbar sangat kondusif.

Bencana Karhutla sudah tuntas ditangani bersama.

“Kalbar sudah Zero hotspot, Satgas Karhuta telah bersinergis dengan baik. Satgas doa meminta pertolongan yang diatas dan sejak 21 September sampai sekarang Kalbar diguyur curah hujan yang sangat tinggi. Tiga minggu sebelumnya Kalbar termasuk penyumbang hotspot yang lumayan banyak, namun berkat kerjakeras, kerjasama dan sinergitas semuan komponen serta doa, semua bisa diatasi,” ujarnya.

Kapolda menjelaskan kabut asap mengandung partikel racun Karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Sebanyak 99 persen Karhutla karena dibakar dan memang dibakar, sehingga langkah penegakkan hukum dilakukan oleh kepolisian.

“Karhutla lebih berbahaya dari Narkoba, kita tau Narkoba sangat berbahaya namun kalau yang dipengaruhi tidak mau maka selesai. Akan tetapi kalau Karhutla, mau tidak mau, suka tidak suka tetap terisap sampai masuk kerumah rumah. Berbagai langkah kita lakukan agar tahun depan 2020 Kalbar harus bebas dari Karhutla, saat ini 99 kasus karhutla kita tangani, 64 dalam proses penyidikan sisanya penyelidikan dan 34 kasus merupakan korporasi,” tuturnya.

Kalimantan Barat memiliki kekayaan alam yang melimpah, kaya akan sumberdaya alam dan Destinasi wisata tercatat ada 320 destinasi alam yang masih natural, 34 diantaranya sering dikunjungi wisatawa domestik dan wisatawan manca negara dengan jumlah penduduk 5,3 juta lebih, ini merupakan kekuatan Kalbar.

“Pemerintah pusat sesuai nawacita ke-3 membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, dan gubernur kalbar memiliki kebijakan pembangunan dari desa dengan membangun desa mandiri. Dalam hal ini kepolisian mengiringinya di sektor keamanan,” katanya.

Baca: FOTO: UPB Gelar FGD Peran Teknologi Informasi Dalam Mewujudkan Desa Mandiri di Kalbar

Kapolda menegaskan pemerintah melakukan peningkatan pendanaan di desa karena kini desa tidak lagi menjadi obyek pembangunan melainkan sebagai subjek pembangunan.

Desa mandiri sejatinya adalah desa yang mampu mensejahtrakan diri dan sesamanya dengan bertumpu pada ekonomi, sosial dan ekologi. Ada 52 indikator indeks desa mandiri yang terbagi dalam 3 dimensi, yaitu dimensi ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan lingkungan.

“Untuk mewujudkan desa mandiri perlu upaya dan kemauan yang serius dari seluruh pihak melalui kerjasama yang baik dan sinergi dari setiap stakeholders dalam menyatukan visi, misi, persepsi, dan interpretasi menuju desa yang mandiri, termasuk pemanfaatan perkembangan teknologi dan informasi karena hal ini salah satu faktor yang bisa dikatakan sangat mendukung percepatan terwujudnya desa mandiri,” jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved