Ribuan Ikan Mati Mendadak di Sungai Kapuas, Petani Temukan Hal Tak Biasa Pada Insang Ikan
Inilah kondisi alam Sungai Kapuas sewaktu-waktu berubah. Jadi ini adalah pengaruh alam dan biasanya terjadi pada musim kemarau
Ribuan Ikan Mati Mendadak di Sungai Kapuas, Petani Temukan Hal Tak Biasa Pada Insang Ikan
PONTIANAK - Ribuan ikan di keramba tepian Sungai Kapuas mati mendadak.
Hal ini diduga akibat perubahan kadar air sungai yang mendadak, membuat ikan di kerambak tidak bisa bertahan.
"Perubahan kadar air ini selalu menjadi momok bagi kami petani keramba. Akibat perubahan air ini ribuan ikan tangkaran tambak pada mati semua," tutur seorang petani keramba wilayah Pontianak Timur, Ahmad, Minggu (13/10).
Petani keramba lainnya, Mustafa mengaku malah telah merugi hingga Rp 30 juta dalam dua hari akibat perubahan air ini. Pemilik tambak ikan di aliran Sungai Landak di wilayah Kecamatan Pontianak Utara tersebut menduga satu di antar faktor kematian puluhan ribu ikannya itu akibat dampak karhutla beberapa waktu lalu.
Di mana asap, serta lumpur di lokasi karhutla yang mengalir di guyur hujan mencemari sungai dan membuat ikan ikannya mati.
Mustafa mengungkapkan bahwa kejadian serupa juga pernah terjadi empat tahun lalu, di mana ikan ikannya mati mendadak tanpa adanya tanda-tanda apapun.
Hanya saja, air sungai di kala surut yang berwarna hitam pekat bercampur lumpur lah yang menurutnya penyebab kematian ikan.
“Di setiap ikan yang mati, pada bagian insangnya selalu terdapat lumpur warna coklat kehitaman. Kita menduga ikan sulit bernapas dan kemudian mati,” ujarnya.
Baca: Banyak Ikan Mati Selama Musim Kemarau, Pembudidaya Keramba di Mempawah Berpotensi Rugi Besar
Baca: Karena Perubahan Air, Bintoro: Masih Data Ikan Keramba Yang Mati
Baca: FOTO: Sejumlah Ikan Keramba Milik Petambak di Sungai Landak Mati
Akibat kematian puluhan ribu ikannya ini, ia pun terpaksa memanen ikan-ikan lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro menjelaskan, kematian ribuan ikan keramba tersebut diduga kuat akibat perubahan air Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Menurut data yang dihimpun pihaknya, lebih dari lima ton ikan petani keramba yang mati akibat perubahan kadar air tersebut.
Keramba masyarakat tersebar di tiga kecamatan yaitu, Pontianak Utara, Pontianak Timur, dan Pontianak Barat.
"Setelah kita data, lebih dari lima ton ikan milik petani keramba mati. Ada sebagian yang tidak bisa dijual sama sekali karena masih bibit ukuran 5-8 Cm," ucap Bintoro.
Lanjut disampaikannya kematian ikan ini ada tiga tahap, pertama bibit yang ukuran 5-8 Cm dan tidak bisa diselamatkan sama sekali oleh petani keramba.