KHAZANAH ISLAM
Doa Mandi Wajib | Niat Mandi Wajib | Tata Cara Mandi Junub, Waktu Mandi Besar dan Hikmah Mandi Wajib
Mandi wajib adalah kewajiban muslim dan muslimah yang sedang berhadats besar –baik setelah berhubungan maupun setelah haid- agar kembali suci.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
niat mandi wajib
(Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar, fardhu karena Allah Taala
Doa Mandi Wajib
Apa saja doa mandi wajib yang perlu diamalkan? Ada beberapa doa yang terkait dengan mandi wajib, yakni:
1. Sebelum masuk kamar mandi hendaklah berdoa:
Sebelum masuk kamar mandi hendaklah berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
doa mandi wajib
(Alloohumma inni a’uudzu bika minal khubutsi wal khabaa-its)
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syaitan lelaki dan perempuan
2. Niat mandi wajib
Doa niat mandi wajib atau lafadz niat mandi wajib sebagaimana telah dibahas di atas
3. Setelah selesai mandi dan keluar kamar mandi hendaklah berdoa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى الأَذَى وَعَافَانِى
doa mandi wajib keluar kamar mandi
(Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘anni adzaa wa ‘aafaanii)
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dan telah membuatku sehat”
Waktu Mandi Wajib
Waktu mandi wajib (mandi besar) adalah setelah selesainya hal yang mengakibatkan hadats besar.
Jika ia berhadats besar karena berhubungan, maka setelah selesai hendaklah segera mandi. Tidak menundanya hingga pagi. Namun jika karena suatu halangan misalnya sangat dingin, boleh mandi sewaktu pagi tetapi sebelum tidur hendaklah berwudhu dulu.
Jika ia berhadats besar karena mimpi, maka setelah terbangun dan menyadarinya, hendaklah mandi.
Adapun jika karena haid atau nifas, maka dipastikan haid dan nifas itu berhenti kemudian mandi besar.
5 Hal Terlarang bagi Orang Junub
Ada lima hal terlarang yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang junub maupun haid hingga ia melakukan mandi wajib.
1. Sholat
Orang yang junub atau masih berhadats besar dan belum mandi wajib, haram mengerjakan sholat. Baik sholat fardhu maupun sholat sunnah.
Sebagaimana sabda Rasulullah: “sholat hanya diterima (jika dilakukan) dalam keadaan suci” (HR. Muslim)
2. Thawaf
Orang yang junub atau masih berhadats besar, haram mengerjakan thawaf. Baik thawaf fardhu maupun sunnah.
Sebagaimana sabda Rasulullah: “Thawaf itu laksana sholat. Bedanya, dalam thawaf kalian diperbolehkan untuk berbicara, maka janganlah membicarakan kecuali kebaikan” (HR. Hakim)
3. Masuk masjid
Orang yang junub atau masih berhadats besar dan belum mandi wajib, dilarang masuk dan berdiam diri di masjid.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “… dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi” (QS. An Nisa’: 43)
4. Tilawah
Orang yang junub atau masih berhadats besar dan belum mandi wajib, dilarang membaca Al Qur’an.
Rasulullah bersabda: “Wanita haid atau orang yang sedang junub janganlah membaca apa pun dari Al Qur’an” (HR. Tirmidzi)
5. Menyentuh mushaf
Orang yang junub atau masih berhadats besar dan belum mandi wajib, dilarang menyentuh mushaf. Sebagaimana sabda Nabi: “Al Quran hanya boleh disentuh oleh yang suci” (HR. Malik dan Daruquthni)
Hikmah Mandi Wajib
Sedikitnya ada tiga hikmah mandi wajib sebagaimana dijelaskan dalam Fiqih Manhaji.
1. Berpahala
Mandi wajib memiliki nilai ibadah yang tentu saja berpahala. Bahkan mandi wajib ini berpahala besar karena Rasulullah mensabdakan “Bersuci itu bagian dari iman” (HR. Muslim)
2. Bersih dan sehat
Mandi berarti membersihkan diri. Baik dari kotoran maupun daki yang ada pada tubuh. Dengan mandi, tubuh menjadi bersih dan karenanya, ia menjadi lebih segar dan sehat.
3. Lebih bersemangat
Dengan mandi, tubuh menjadi segar dan lebih bersemangat. Mandi terbukti mampu mengusir kepenatan dan rasa malas. Khususnya mandi junub setelah seseorang keluar cukup banyak energi.
Dalam buku Indahnya Syariat Islam, Syaikh Ali Ahmad Al Jurjawi mengutip perkataan Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu tentang hikmah mandi wajib.
“Ketika saya mandi junub,” kata Abu Dzar, “seakan-akan hilanglah dari diri ini dua beban berat. Yakni rasa malas sebagai beban paling berat dan naiknya ruh ke alam luhur lalu meningkatnya kemampuan untuk menyaksikan keajaiban ciptaan Allah ketika bangkit dari tidur. Saat junub, ruh tidak menyaksikan kejaiban tersebut.”
Demikian pembahasan lengkap tentang mandi wajib mulai dari pengertian, tata cara, niat, doa hingga hikmahnya. Wallahu a’lam bish shawab. (*)