Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad (UAS): Saya Berapa Kali Dimasukkan Orang Tu ke Neraka

Ustadz Abdul Somad (UAS): Saya Berapa Kali Dimasukkan Orang Tu ke Neraka

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Ustadz Abdul Somad 

Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan seorang jamaah terkait suaminya yang (dinilai) terlalu fanatik dengan pengajian salafi.

Jamaah tersebut mengatakan, dirinya selalu berselisih faham dengan sang suami.

"Dan dia selalu melarang saya untuk jangan memfoto atau menvideokan anak saya. Mohon pencerahannya Pak Ustadz," kata Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan jamaah.

Menjawab hal itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan, perbedaan dengan salafi ini ada pada beberapa poin.

Namun demikian, UAS mengatakan dirinya juga punya banyak kawan yang salafi.

"Saya, banyak kawan saya salafi. Ustadz Maaher Thuwailibi salafi. Ustadz Oemar Mita salafi. Ustadz Abdullah Hadrami salafi," kata UAS.

Baca: Hukum Menggunakan Dana Zakat untuk Infrastruktur Menurut Ustadz Abdul Somad

Baca: Mengapa Ustadz Abdul Somad (UAS) Berharap Dilaporkan ke Polisi Setelah Membahas Persoalan Narkoba?

Baca: Ustadz Abdul Somad Berharap Dilaporkan Pengguna Narkoba ke Polisi Jika Tersinggung Ceramah UAS

Baca: FOTO : Jemaah Tumpah Ruah Hadiri Tabligh Akbar Abdul Somad di Masjid Raya Mujahidin Pontianak

"Cuman salafi ini ada yang garis lunak, ada yang garis keras. Kalau yang lunak, baik. Tetap hubungan baik," jelas UAS.  

Cuman kalau yang keras, menurut Ustadz Abdul Somad, pertama ditengoknya jenggot. Kedua kaki celana.

"Asal ditengoknya tak bejenggot tak bekaki celana, neraka jahannam. Saya berapa kali dimasukkan orang tu ke neraka," ungkap UAS.

"Jadi maksud saya jangan kalian itu pukul rata," jelas UAS.

Adapun dia melarang foto, melarang video, menurut Ustadz Abdul Somad hal itu bagus juga.

Takut dia kalau anaknya difoto, dibuatkan video diupload di instagram di FB nanti takut kena penyakit 'ain.

"Hati-hati pak. Jangan cuman foto anak. Foto binipun bisa kena juga. Dilarikan orang bini bapak nanti.

"Jadi kalau sekadar melarang foto sama video tak apa-apa," kata UAS. 

Pada kesempatan berbeda, Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan jamaah mengenai hukum berfoto.

Menurut Ustadz Abdul Somad, foto tidaklah haram. Pun demikian dengan gambar yang di kertas.

Namun demikian, foto bisa menjadi haram bukan karena fotonya tapi karena posenya. 

Ustadz Abdul Somad mencontohkan foto pra-wedding. 

"Belum akad nikah, tapi gambarnya macam udah nikah tiga tahun," kata Ustadz Abdul Somad

UAS memberikan saran, bagi yang nanti mau nikah dan membuat foto pra-wedding, gunakan jilbab panjang untuk perempuan.

"Kemudian foto yang dibuat tak berdekatan. Satu di sudut kiri, satu di sudut kanan. Kan bisa. Bisa dibuat pose, tak perlu pegang-pegang. Naudzubillah," kata UAS.

Ustadz Abdul Somad juga mengingatkan wanita muslimah untuk tidak mengunggah foto di akun media sosial.

"Jangan. Ramai-ramai boleh. Tapi kalau sendiri, jangan," tegasnya.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, foto yang diunggah ke media sosial, itu bisa dirobah ke berbagai macam.

"Maaf cakap, ada software, perangkat yang maaf maaf cakap merobah dari gambar bebaju menjadi gambar yang tidak berbaju. Berdosa orang jadinya," kata UAS.

"Paling mengerikan lagi, kebetulan dia suka, berbuat dosa dia gara-gara itu. Berbuat maksiat dia. Naudzubillah," ujar UAS.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, yang paling mengerikan lagi, diambilnya foto itu dibawanya ke dukun.

"Disantetnya. Oleh sebab itu yang punya foto-foto robah gambarnya," kata Ustadz Abdul Somad.

Hukum Wanita Berobat ke Dokter Pria

Ustadz Abdul Somad mengatakan, jika seorang perempuan sakit maka yang mengobati harus dokter perempuan.

Pun demikian juga jika pasien yang ditangani laki-laki, maka dokter yang memeriksa harus laki-laki.

Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad yang bertanya, apa hukum melakukan tindakan kepada yang bukan mahrom.

"Kalau yang sakit laki-laki, dokternya perempuan, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Ustadz Abdul Somad menjawab pertanyaan jamaah.

"Ustadz kok tahu? Saya pernah mengalami," lanjut UAS.

Ustadz Abdul Somad menceritakan pengalamannya saat sakit maagh beberapa waktu lalu.

"Tiba-tiba keluar asam lambung, maka bekeringat peluh. Kalau jalan musti pegang ke dinding. Begoyang dunia ini," kata UAS.

Dirinya kemudian dibawa ke rumah sakit.

"Entah jamaah ni mau ngerjai saya, entah, dulu waktu belum nikah. Dikasinya dokter anak gadis," cerita UAS.

Dokter tersebut kemudian mengecek kondisi Ustadz Abdul Somad.

Dipegang dokter itulah jantung (dada)nya.

Begitu keluar dari rumah sakit dirinya ditanya jemaah.

"Bagaimana perasaan pas Ustadz? Begoncang Duniani Kurasa," kata UAS disambut tawa jamaah. 

UAS mengatakan, oleh sebab itu akan datang, dokter laki-laki dengan laki-laki. Dokter perempuan dengan dokter perempuan.

Menurutnya, sekarang, tak seimbang antara banyaknya dokter SPOG, spesialis kandungan dengan perempuan yang mengandung.

Karena tak seimbang banyaknya dokter perempuan dengan perempuan yang mengandung, akhirnya mau tak mau dipakailah dokter laki-laki.

"Jadi hukum asalnya dokter perempuan untuk perempuan dan dokter laki-laki untuk laki-laki," katanya.

Tapi, kalau darurat tingkat tinggi, pilihannya hanya dua antara mati atau dokter laki-laki, maka tak boleh pilih mati.

"Tak boleh pilih mati," tegas Ustadz Abdul Somad.

Solusinya, kata Ustadz Abdul Somad, masukkan anak-anak perempuan ke fakultas kedokteran.

"Supaya mereka bisa beramal, menolong pasien perempuan, muslimah," ujarnya.

Baca artikel terkait Ustadz Abdul Somad lainnya melalui link ini: KLIK DI SINI.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved