STARTUP UNICORN di Indonesia Bertambah | Ovo Kini Sejajar Gojek dan Bukalapak, Capai Rp 14,1 Triliun
Sebuah predikat dan atau gelar yang diberikan untuk perusahaan startup yang telah memiliki kapitaliasasi dengan nilai valuasi di atas 1 miliar dollar
STARTUP UNICORN di Indonesia Bertambah | Ovo Kini Sejajar Gojek dan Bukalapak, Nilainya Capai Rp 14,1 Triliun
BISNIS Startup digital di Indonesia menunjukkan kinerja luar biasa sekaligus membuktikan potensi besarnya.
Beberapa perusahaan startup, kini bahkan sudah menyandang gelar Unicorn.
Sebuah predikat dan atau gelar yang diberikan untuk perusahaan startup yang telah memiliki kapitaliasasi dengan nilai valuasi di atas 1 miliar dollar AS.
Atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 14,1 triliun.
Tak tanggung-tangggung, Indonesia kini telah memiliki 5 perusahaan rintisan (startup) yang menyandang gelar " Unicorn".
Baca: IBT Untan Ajak Stakeholder Bersinergi Dukung Startup
Baca: Usaha Startup Berkesempatan menjadi Binaan IBT Untan
Terbaru, Ovo menjadi bisnis startup digital yang ''naik kelas'' ke level Unicorn ini.
Dikutip dari Kompas Tekno, sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menargetkan bakal ada 5 startup asal Indonesia yang menyandang gelar Unicorn sebelum akhir 2019.
Kini, target itu nampaknya tercapai berkat Ovo yang disebutnya telah menyandang gelar tersebut.
Lantas, startup apa saja yang memiliki gelar Unicorn di Indonesia?
Berikut daftar lengkapnya sebagaimana dirangkum dari daftar startup Unicorn dunia pada "The Global Unicorn Club", yang dirilis oleh lembaga riset AS, CBInsight, Senin (7/10/2019).
1. Gojek
Gojek dirintis oleh Nadiem Makariem pada tahun 2010 silam. Perusahaan yang bernaung di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini merupakan startup asal Indonesia pertama yang menyabet gelar Unicorn.
Gelar ini didapat setelah Gojek menerima kucuran dana sekitar 550 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) dari sejumlah investor pada Agustus 2016 lalu, seperti Formation Group, Sequoia Capital India, hingga Warburg Pincus.
Perusahaan yang awalnya fokus di bidang transportasi ini (GoRide dan GoCar) sekarang memiliki aneka layanan yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat, seperti GoFood, GoSend, GoMassage, dan lain sebagainya.
Baca: Tawarkan Kepemilikan Saham Pra IPO Tujuh Startup Karya Anak Bangsa, CakraTalk Hingga Belajar Holic
Baca: Telkomsel Dukung Gerakan Nasional Seribu Startup Digital, Dorong Indonesia Jadi Digital Nation
Gojek pun sudah melebarkan sayapnya ke luar Indonesia, seperti Singapura, Vietnam (dengan nama Go-Viet), dan Thailand (dengan nama Get!).
Kini, Gojek sudah menyandang gelar "Decacorn", sebutan bagi startup yang memiliki nilai valuasi di atas 10 miliar dollar AS, dengan valuasi Gojek saat ini tercatat tepat di angka tersebut, sekitar Rp 141 triliun.
2. Tokopedia
Perusahaan rintisan yang fokus di bidang e-commerce online-to-offline (O2O), Tokopedia, menjadi startup Unicorn kedua asal Indonesia setelah Gojek.
Perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009 ini menyabet gelar Unicorn setelah mendapatkan pendanaan dari Alibaba Group sebesar 1,1 miliar AS pada tahun 2017 lalu.
Tokopedia memiliki misi "pemerataan ekonomi secara digital" dan kini diklaim telah memiliki lebih dari 90 juta pengguna aktif per bulan dan 6,4 juta penjual.
Baca: DEBAT CAWAPRES: Maruf Amin Prediksi 3.500 Startup Tumbuh Hingga 2024 di Indonesia
Baca: Utusan HIPMI Kalbar Jadi Pemenang Lomba Startup International, Ini Kata Denia Abdussamad
Tokopedia pun memiliki sekitar 150 juta produk, 33 produk digital, dan 50 sistem pembayaran bagi para penggunanya.
Kini, valuasi Tokopedia tercatat di angka 7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 99 triliun.
3. Traveloka
Traveloka didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang pada tahun 2012. Perusahaan rintisan yang fokus di bidang travel dan pemesanan hotel ini diklaim merupakan startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar Unicorn.
Hal itu diraih setelah Traveloka mendapatkan kucuran dana 350 juta dollar AS dari perusahaan di bidang yang sama, Expedia, pada Juli 2017 lalu.
Saat ini Traveloka memiliki sejumlah produk yang dapat melayani kebutuhan end-to-end para pelancong Tanah Air, mulai dari tiket pesawat, kereta api, bus, sewa mobil, hotel, kuliner, tiket bioskop, hingga kecantikan.
Baca: Saat Kepala BKPM Thomas Lembong minta maaf dan ralat kalau Unicorns Indonesia milik Singapura
Baca: Dubes RI Banggakan 4 Perusahaan Unicorn di Ajang Forum Digital China Summit
Baca juga: Arab Saudi Gandeng Traveloka dan Tokopedia untuk Buat Platform Umrah
Layanan yang disediakan Traveloka sendiri bisa dinikmati di Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Berdasarkan data CBInsight, saat ini Traveloka memiliki angka valuasi sebesar 2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 28 triliun.
4. Bukalapak
Di tempat keempat ada Bukalapak, perusahaan rintisan di bidang e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal tahun 2010 silam.
Bukalapak mendapatkan gelar Unicorn setelah mendapatkan kucuran dana dari beberapa grup investor besar, salah satunya adalah Emtek Grup dan 500 Startups.
Yang terbaru, Bukalapak baru saja mendapatkan suntikan dana dari perusahaan asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Meski tidak disebutkan jumlahnya, masuknya pendanaan ini membuat valuasi perusahaan diklaim menjadi lebih dari 2,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun.
Dalam sebuah video, Bukalapak mengklaim sudah memproses ratusan juta transaksi dengan dari jutaan pelapak yang ada di platformnya.
5. Ovo
Menkominfo Rudiantara, pada ajang Siberkreasi 2019 yang digelar pekan lalu, menyebut bahwa Ovo sudah menjadi Unicorn asal Indonesia yang baru setelah empat perusahaan yang tadi disebutkan.
“Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya (sudah jadi unicorn). Makanya saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” ujar Rudiantara seperti diwartakan sebelumnya.
Ovo, penyedia layanan pembayaran elektronik besutan Grup Lippo, ditaksir memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun oleh firma analis perusahaan CB Insight.
Baca: Itha Saleem Dorong Pemerintan Sediakan Fasilitas bagi Millenial Guna Ciptakan Baby Unicorn
Baca: Inikah Penantang Unicorn Milik Jokowi?, Sandiaga Uno Kenalkan Istilah Unikop, Apa Itu
Angka tersebut, menurut CB Insight, sudah dicapai sejak 14 Maret 2018.
Ovo sendiri merupakan layanan dompet digital yang menawarkan kemudahan bertransaksi di sejumlah mitra Ovo. Platform ini juga bisa digunakan untuk pembayaran aplikasi Grab.
Unicorn berikutnya
Selain lima startup yang telah disebutkan, ada satu perusahaan rintisan lagi yang berpotensi untuk menyabet gelar Unicorn sebelum akhir 2019.
Hal itu sempat disinggung oleh Rudiantara dalam momen Siberkreasi 2019.
"Saya berharap justru target kelima itu melebihi karena sebetulnya ada lagi yang berpotensi sebelum akhir tahun ini jadi unicorn. Sekarang, transaksinya sedang berjalan," kata Rudiantara, sebagaimana dikutip dari KompasTekno yang melansirnya dari Antara.
Tidak disebutkan startup apa yang bakal menyabet gelar Unicorn tersebut.
Namun, Rudiantara secara implisit menyebut bahwa perusahaan rintisan tersebut fokus di bidang pendidikan atau kesehatan.
"Bagaimana pun, secara logika, 20 persen APBN pemerintah untuk pendidikan, lima persen untuk kesehatan. Jadi, masa sih tidak ada unicorn dari sektor itu," imbuhnya.
Sekilas Tentang Unicorn, Decacorn dan Hectocorn
Dikutip dari laman bebas Wikipedia, Unikorn (bahasa Inggris: Unicorn) didefenisikan sebagai perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya lebih dari $1 miliar.
Istilah tersebut diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee.
Lelaki yang juga pemodal usaha ini memilih hewan mitos ini karena perusahaan yang sukses seperti ini tergolong langka.[
Selain Unicorn, istilah lain yang juga populer di dunia bisnsi startup digital yakni Dekakorn (decacorn) dan Hectocorn.
Dekakorn adalah predikat atau sebutan yang diberikan untuk perusahaan yang nilainya lebih dari $10 miliar.
Sepuluh kali lipat lebih besar ketimbang Unicorn.
Sedangkan hektokorn (hectocorn), adalah predikat yang diberikan untuk perusahaan yang nilainya lebih dari $100 miliar.
Sejauh ini, menurut TechCrunch, ada 279 unikorn yang beroperasi di dunia hingga Maret 2018 lalu
Ant Financial, Didi Chuxing, Uber, Xiaomi, Airbnb, Palantir, dan Pinterest masuk jajaran unikorn terbesar di dunia.
Sementara di kategori dekakorn, ada nama Dropbox yang menjadi persuahaan terbaru, yang mana perusahaan ini jadi perusahaan terbuka pada 23 Maret 2018.
Update berita pilihan tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak