Liputan Khusus
Ditanya Kemungkinan Jadi Menteri, Erick Thohir Mantan Presiden Inter Milan: Memang Saya Superman?
Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan, dirinya kembali ke dunia bisnis dan olah raga selepas pembubaran TKN Jokowi-Ma'ruf.
Berikut petikan wawancara reporter Tribun, Dennis Destryawan, dengan Erick Thohir:
Awalnya, apa yang membuat Anda diajak bergabung dan bersedia bergabung ke TKN Jokowi-Ma'ruf?
Nomor satu, banyak pihak dan beliau (Jokowi) sendiri melihat saya sebagai kandidat yang objektif.
Saya tidak punya track record politik, saya bukan orang partai, saya tidak memihak siapa-siapa, tapi saya kenal semua, saya kenal Sandi (Sandiaga Uno), saya kenal Pak Jokowi, saya kenal semua.
Karena memang selama ini tidak terjebak di domain politik.
Tentu diharapkan dengan saya di situ, saya bisa me-manage kampanyenya dengan profesional. Dan kebetulan Alhamdulillah, memang Pak Jokowi kandidat yang masih sangat kuat.
Kemenangan 11 persen dalam demokrasi seperti hari ini, (biasanya) hanya rata-rata orang 5 persen. Tapi, ini tinggi, berarti memang orangnya bagus.
Dan kesuksesan kemarin itu, bukan hanya jerih payah saya pribadi, tapi tentu semua bergerak.
Ada namanya relawan, tokoh daerah, tokoh nasional, makanya kemenangannya double.
Apakah di dalam kampanye ada unsur-unsur yang bertolak belakang dengan Indonesia yang kita kenal? Ada.
Tapi, itu dijadikan agar bagaimana perbedaan itu menjadi sebuah nilai jual yang sangat tinggi.
Dan tren itu tidak hanya di Indonesia, tapi di banyak negara karena sekarang ini era sosial media.
Siapa yang menawarkan Anda menjadi Ketua TKN, apakah langsung dari Jokowi atau melalui perantara?
Ya, bisa dipikir lah.
Anda sedikit banyak berkontribusi terhadap kemenangan Jokowi-Ma'ruf. Bagaimana jika Anda ditawarkan menjadi Menpora?