Mentan Amran Tantang Ahli Agronomi Hasilkan Inovasi Pertanian 4.0

Tantangan pertanian di era industri 4.0 makin besar. Karena itu menghadapi era tersebut, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018). 

Citizen Reporter
Humas Kementan

Mentan Amran Tantang Ahli Agronomi Hasilkan Inovasi Pertanian 4.0

PONTIANAK - Tantangan pertanian di era industri 4.0 makin besar. Karena itu menghadapi era tersebut, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menantang peneliti dan stakeholder yang tergabung dalam Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) untuk semakin berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertanian Indonesia.

"Tantangan ke depan, kita harus ikut pertanian 4.0, smart farming yang diimpikan, termasuk pertanian yang berbasis digitalisasi, kita harus jadikan kenyataan," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat Kongres dan Seminar Nasional PERAGI di Kampus Penelitian Cimanggu, Bogor, Selasa (24/9).

Amran menuturkan, bahwa impian pertanian di masa depan adalah pertanian modern dan sejajar dengan negara maju di sektor pertanian.

Karena itu, Amran juga meminta PERAGI untuk bisa mengakselerasikan smart farming dan membuat sesuatu yang tidak mampu dipikirkan orang lain.

Amran mencontohkan pertanian di negara lain yang sudah mampu menghasilkan buah dengan bobot yang fantastis.

"Saya tantang PERAGI mampu hasilkan semangka dan labu dengan berat 2 ton. Kalau PERAGI mampu, maka akan menggegerkan dunia," tantangnya.

Baca: Amran: Petani Pahlawan Pangan Indonesia

Baca: Sutarmidji: BUMDes Berperan Menampung Semua Hasil Dari Petani

Baca: Kementan RI Sediakan 100 Ton Benih Jagung dan Padi untuk Turiman di Kalbar

Amran merasa hal tersebut bukanlah hal yang sulit karena dengan teknologi. Apalagi Indonesia sudah berhasil membuat jagung 2 tongkol. Bahkan sekarang tengah ujicoba jagung 4 tongkol yang bisa mencapai produktivitas 20 ton per hektar.

Contoh lainnya adalah Belgian Blue yang dengan teknologi transfer embrio, sehingga bisa menghasilkan sapi jenis Belgian Blue di Indonesia.

Transformasi Pertanian

Transformasi pertanian dari konvensional ke modern juga sudah dilakukan di beberapa tempat. Misalnya, Kementan sudah melakukan sosialisasi drone untuk menanam padi, drone untuk pupuk dan pestisida, ada autonomous traktor juga, begitupula robot untuk tanam padi.

"Ilmu yang dimiliki Indonesia sudah cukup, saatnya mengimplementasikan. Karena yang bisa mengubah negeri adalah teknologi baru. Sehingga kita bisa sejajar (teknologinya) dengan negara maju," kata Amran.

Dengan teknologi, Amran memastikan swasembada di Indonesia bisa terkejar satu persatu. "Dipastikan akan tercapai dan berhasil. Kita bisa tunjukkan pada dunia," tegasnya.

Ketua Umum PERAGI yang sebelumnya menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Prof Andi M. Syakir menuturkan, PERAGI optimis mampu mengubah tantangan yang diberikan menjadi sebuah peluang. "PERAGI akan merespon tantangan tersebut karena kemajuan pertanian di Indonesia, disiplin ilmu agronomi menjadi pelopor dan induknya," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved