Buka IICMA, Sutarmidji: Bekerja Harus Didukung dengan Data
Kenapa SDM kita besar, tapi tidak bisa memanfaatkan secara maksimal karena kita tidak mempunyai data yang benar
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Buka IICMA, Sutarmidji: Bekerja Harus Didukung dengan Data
PONTIANAK - Universitas Tanjungpura Pontianak menjadi tuan rumah penyelenggara acara IndoMS Internasional Conference On Mathematics And Apllications (IICMA) Tahun 2019.
IICMA adalah kegiatan Konferensi Internasional IndoMS tentang Matematika dan Penerapannya yang bertujuan untuk mempromosikan jejaring di antara para ahli matematika, ahli statistik, guru dan praktisi dari berbagai negara, menyebarluaskan penelitian terbaru dalam bidang matematika, statistik, pendidikan matematika dan aplikasinya, dan meningkatkan jumlah publikasi di bidang matematika, statistik dan pendidikan matematika.
Topik yang menarik akan mencakup Matematika, Statistik, Pendidikan Matematika, Ilmu Komputer, dll.
Acara dihadiri langsung oleh Gubernur Kalbar, H Sutarmidji, dan Rektor Untan Prof Garuda Wiko, Perwakilan KLHK pusat dan beberapa pembicara dari luar . Acara dilaksanakan di Gedung Konferensi Untan, Senin (23/9/2019).
Selain itu hadir pula Peserta dari luar negeri dan dari seluruh perwakilan Indonesia, juga presiden Matematika se Asia tenggara sebagai keynote speakrer dan gubernur / ketua INDOMS dari tiap provinsi.
Baca: Bogi: Pelatihan B2SA Dapat Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Baca: Cut Meyriska Blak-blakan Ingin Tabok Suaminya, Roger Danuarta Sering Perlakukannya Seperti Ini
Usai membuka acara, Gubernur Kalbar , H Sutarmidji mengatakan bahwa bekerja harus didukung oleh data- data. Sehingga semua program akan efektif dan efisien dan terimplementasi dengan baik.
"Setiap capaian yang harus kita dapat dan rencanakan ada itungannya dan harus jeli dan harus ada rumus. Selain itu bagaiamana program pembangunan satu daerah itu dengan ilmu matematik memberi panduan untuk capaian sasaran," ujarnya.
Midji mengatakan jika tidak bisa menghitung angka dengan teori dan menggunakan sistem yang benar maka cenderung akan repot dalam menyusun program.
"Contoh ketika kita dihadapkan dengan kebutuhan perkapita beras atau pangan, dan dihadapkan dengan angka produksi dan luas tanam, musim . Ketika dihadapkan dengan kontur tanah semuanya harus dihitung," ujarnya.
Ia mengatakan data itu penting makanya presiden mencanagkankan penerapan satu data.
"Kita juga sudah buat 1 data . Jadi data itu kekayaan yang tak ternilai lebih dibandingkan dengan SDM," ujar Sutarmidji.
Lalu ia menambahkan bahwa data yang baik akan melahirkan satu temuan yang mempunyai niilai ekonomis yang besar.
"Kenapa SDM kita besar, tapi tidak bisa memanfaatkan secara maksimal karena kita tidak mempunyai data yang benar," ujarnya.
Ia mengambil contoh lainnya tentang boksit. Geospasial hanya bisa memetakan di permukaan tapi di dalamnya tidak tau. Sehingga berapa cadangan yang tahu hanya perusahaan dan negara tidak tau .
"Seperita tentang Karhutla kita tidak punya data kedalaman gambut, kontour tanah, topografi. Sehingga terjadi kebaran lahan tidak tau cara bagaiamana memadamkan api secara efisien . Data itu penting untuk akurasi dari pencapaian program," pungkasnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak