Tak Ada Fasilitas Penerangan di Transmigrasi Semanai, Ini Kata Dinas Transmigrasi Kayong Utara
Rustam menjelaskan, fasilitas listrik tidak serta merta langsung diberikan saat ada penempatan warga transmigrasi. Masih ada proses panjang panjang
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Ishak
Tak Ada Fasilitas Penerangan di Transmigrasi Semanai, Ini Kata Dinas Transmigrasi Kayong Utara
KAYONG UTARA - Dinas Transmigrasi Kayong Utara belum dapat memastikan kapan listrik PLN bakal masuk ke wilayah transmigrasi Semanai, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.
Kepala Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan Transmigrasi Dinas Transmigrasi Kayong Utara, Rustam menerangkan, saat ini wilayah transmigrasi Semanai masih dibawah pembinaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Oleh karenanya, menurut Rustam mereka belum dapat mengajukan bantuan listrik ke Pemerintah Pusat.
Meski demikian, kata Rustam, pengadaan fasilitas umum seperti listrik dilakukan secara bertahap.
"Kalau untuk pengadaan itu ada punya tahapan-tahapan," kata Rustam di Sukadana, Senin (16/9/2019).
Baca: VIDEO: Kondisi SD Fillial Semanai yang Ludes Terbakar Akibat Karhutla
Baca: Sungguh Disayangkan, SD Fillial Semanai yang Terbakar Ternyata Belum Lama Berdiri
Rustam menjelaskan, fasilitas listrik tidak serta merta langsung diberikan saat ada penempatan warga transmigrasi. Masih ada proses panjang yang harus dilewati.
Rustam mengakui memang tidak ada bantuan fasilitas penerangan berupa tenaga surya atau pun mesin diesel untuk wilayah transmigrasi Semanai pada saat penempatan.
"Kebetulan kebijakan kita ini kan lain-lain, dan anggaran yang ada. Maunya sih kita memang ketika datang penempatan fasilitas mereka juga lengkap. Tapi kan kita juga tahapan-tahapan dengan dana yang ada," ujar Rustam.
Diberitakan sebelumnya, hingga saat ini masyarakat di kawasan Transmigrasi Semanai sama sekali belum menikmati fasilitas listrik PLN.
Baca: Warga Sempat Berupaya Padamkan Kebakaran yang Hanguskan SD Fillial Semanai
Menurut satu diantara warga setempat, Yekti, mereka hanya mengandalkan mesin diesel untuk menyalakan listrik. Satu mesin diesel dipakai untuk menerangi empat rumah.
Warga membeli mesin tersebut secara patungan.
Itupun, kata Yekti, mesin tidak dinyalakan 24 jam, melainkan hanya Pukul 18.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Yekti mengungkapkan, bahkan mereka sempat hanya menggunakan pelita selama dua tahun, sebelum membeli mesin diesel.
Update berita pilihan tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak