Karhutla di Kalbar Tak Kunjung Padam, BPPT dan TNI AU Upayakan Hujan Buatan
Upaya pembuatan hujan buatan atau TMC (teknologi Modifikasi Cuaca) dilakukan oleh BPPT bersama TNI AU di Kalbar.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Karhutla di Kalbar Tak Kunjung Padam, BPPT dan TNI AU Upayakan Hujan Buatan
PONTIANAK- kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di wilayah kalimantan Barat, dampaknya kabut asap menyelimuti hampir seluruh wilayah kalbar tarkecuali Ko Pontianak sebagai ibu Kota Provinsi.
berbagai upaya terkait karhutla pun telah dilakukan dari pencegahan dan penanganan, dan kini satu di antara penanganan Karhutla yang masih terjadi yakni dengan cara berusaha untuk membuat hujan buatan.
pada prosesnya, upaya pembuatan hujan buatan atau TMC ( teknologi Modifikasi Cuaca) di lakukan oleh BPPT (badan pengkajian dan perepan Teknologi) bersama TNI AU di kalimantan Barat.
Baca: Karhutla Tak Kunjung Padam, BPPT Bersama TNI AU taburkan Garam di Awan Ciptakan Hujan
Baca: VIDEO: Polisi Segel Lahan Eks Karhutla di Punggur Kecil
Danlanud Supadio Pontianak Marsekal Pertama TNI Palito Sitorus, mengungkapkan bahwa upaya pembuatan hujan buatan ini bernama TMC (teknologi modifikasi cuaca), yang mana pesawat beserta krunya dilakulan oleh Skuardron 4 yang berkedudukan di Lanud Abdurahman Shaleh Malang bersama BPPT di harap dengan TMC ini dapat membuat hujan turun di wilayah kalimantan Barat.
"yang penting bagaiman caranya kita berusaha kita mengharapkan awan - awan yang cukup membantu agar hujan buatan ini dapat terlaksana dengan baik,'' katanya.
jendral bintang 1 itu menyatakan bahwa TMC akan di lakukan sejak hari ini hingga nanti memasuki bulan oktober, namun di harapnya kegiatan ini tidak perlu terlalu lama berlagsung dan hujan dapat cepat turun.
kemudian, Korlap TMC dari BPPT Satyo mengungkapkan bahwa di Indonesia saat ini telah di bentuk 3 posko TMC, yang pertama Pulau Sumatra Kota Pekan Baru Provinsi Riau, yang kedua di Kalimantan barat Kabupaten Kubu Raya, dan yang ketiga di Kota palangkaraya, provinsi kalimantan tengah
untuk pelaksanaan TMC di Kalimantan barat, setiap kali penerbangan akan di semaikan atau di taburkan 800 kg Garam, yang mana jumlah tersebut menyesuaikan dengan kapasitas dari pesawat yang ada, namun untuk jumlah garam yang disediakan sendiri yakni sebanyak 10 ton di tahap awal, dan 10 ton di tahap selanjutnya, dan bila mana dibutuhkan maka akan dilakukan penambahan kembali.
"kita masih menggunakan nhcl (garam) dalam bentuk bubuk, di kalbar ini kita sudah siapkan 10 ton, dan 10 ton masih dalam perjalanan, dan ini kondisional, kalau memang nanti masih di butuhkan maka kita akan lakukan penambahan.''jelasnya.
di tahap awal, penyemaian akan di lakukan di wilayah kabupaten Bengkayang, kabupaten landak, dan kabupaten Sekadau, yang mana hal tersebut berdasarkan dari informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika) bahwa di lokasi tersebut terdapat awan potensial hujan, namun di ungkapkannya, dilokasi yang memiliki banyak titik panas / Hotspot sangat minim memiliki awan potensial hujan yang biasa disebut awan Comulonimbus.
"itu berdasarkan BMKG ada peluang pembentukan awan potensial, jadi kita dimana ada peluang akan kita manfaatkan semaksimal mungkin," katanya.
setiap hari pihaknya akan merencanakan unttuk melakukan penerbagan dan penyemaian awan, namun hal tersebut tergantung dari awan potensial yang ada di langit kalbar.
disisi lain, Mayor Penerbangan M Arif menjelaskan bahwa penerbangan pada TMC atau proses pembentukan hujan buatan berbeda dengan penerbangan komersil.
bila pada penerbangan Komersil pesawat yang lepas landas sangat di tentukan dengan jarak pada runway, berbeda dengan penerbangan pada TMC.