ISKA Sintang Hadirkan 4 Narasumber Diseminar Tentang Keberagaman, Ini Yang Dibahas

ISKA Sintang Hadirkan 4 Narasumber Diseminar Tentang Keberagaman, Ini Yang Dibahas

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MARPINA WULANDARI
Pelaksanaan seminar dengan tema Merawat NKRI Dalam Keberagaman yang menghadirkan 4 narasumber dan diikuti oleh kurang lebih 100 orang dilaksanakan di Balai Kenyalang, Selasa (17/9/2019).  

ISKA Sintang Hadirkan 4 Narasumber Diseminar Tentang Keberagaman, Ini Yang Dibahas

SINTANG - Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Kabupaten Sintang melaksanakan seminar dengan tema merawat NKRI Dalam Keberagaman yang dilaksanakan di Balai Kenyalang, Selasa (17/9/2019).

ISKA Sintang menghadirkan 4 narasumber dan diikuti oleh kurang lebih 100 orang yang tergabung dalam pengurus dan anggota ISKA Sintang, diantaranya utusan organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, dan organisasi kepemudaan.

Wakil Bupati Sintang Askiman menyampaikan bahwa apa yang lakukan hari ini sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan Kabupaten Sintang.

“sejak berdiri, Bangsa Indonesia sudah sepakat untuk bersatu didalam keberagaman. Kita terus mendorong integrasi nasional yang didasari oleh kebutuhan akan kemajuan dan pembangunan. Adanya ideologi dan tekad kita untuk bersatu seperti sumpah pemuda dan ancaman dari luar," ujar Askiman.

Baca: VIDEO: PMI Sanggau Gelar Donor Darah di PT Antam

Baca: VIDEO: Polresta Pontianak Bagikan Masker Kepada Pengguna Jalan

Sementara itu Ketua Dewan Perwakilan Daerah ISKA Provinsi Kalimantan Barat Adrianus Asia Sidot menyampaikan founding fathers bangsa kita sudah menyepakati empat dasar bangsa Indonesia yang harus kita pahami satu persatu.

“sejarah bangsa kita membuktikan ada kesepakatan para pendiri bangsa soal keberagaman. Kita berterima kasih kepada tokoh tokoh muslim saat itu yang menyepakati keberagaman dalam dasar-dasar bangsa kita saat itu. Dengan keimanan yang kuat, kita harus terus berupaya menjaga keberagaman ini. Karena kita manusia ini diberikan mandat untuk mengelola alam dan kekayaan. Kita menjadi pengelola bukan penguasa alam” tambah Adrianus Asia Sidot.

Pada kesempatan yang sama Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariyadi,  menyampaikan bahwa yang seringkali membuat keberagaman terganggu saat ini adalah media sosial dan teknologi informasi.

“Berita hoax sudah terbukti mengancam keberagaman dan persatuan kita. Inilah yang harus kita perhatikan saat ini. Papua memanas karena isu hoax yang macam-macam. Selain itu, yang mengganggu kondisi kita saat ini adalah urusan perut. PETI, bakar lahan, dan kejahatan lain itu karena urusan perut," ungkapnya.

Tak lupa Kapolres Sintang itu juga mengajak masyarakat Kabupaten Sintang untuk kompak, merawat dan menjaga keberagaman ini.

"Masalah apapun yang muncul di Sintang, mari kita atasi bersama-sama. Jangan bahas di media sosial. Kalau ada masalah asap dan kebakaran lahan, mari kita selesaikan bersama-sama. Dengan tidak membakar lahan, itu sudah merawat NKRI. Dengan tidak meributkan hal-hal yang kecil, itu sudah merawat NKRI” terang Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariyadi.

Sementara Ustad Edi Toni, yang juga menjadi pemateri dalam seminar itu juga menyampaikan bahwa kebhinekaan merupakan sebuah keniscayaan.

“Perbedaan itu ada supaya kita saling kenal. Perbedaan harusnya bisa menjadi kekuatan. Idealnya dalam menjaga keberagaman dan kebersamaan maka tidak ada dominasi mayoritas dan tidak ada tirani minoritas. Maka jadilah bangsa kita menjadi kuat” terang Ustad Edi Toni.

Dan pemateri yang terakhir yaitu Tokoh Muda Sintang Yohanes Rumpak menyampaikan bahwa masih adanya diskriminasi dan intoleransi ditengah masyarakat yang dilakukan oknum masyarakat, negara dan tokoh agama.

Baca: Kemenkum Ham Kalbar Eratkan Sinergitas dengan Polda Kalbar, Ini Tujuannya

"Misalnya ada diskriminasi terhadap pembangunan jaringan listrik dan banyak contoh lainnya. Soal asap, kita harus keroyokan dalam mencari solusi bagi petani tidak menetap. Misalkan pemberdayaan petani di pedalaman untuk beralih ke komoditi lain” terang Yohanes Rumpak.

Usai penyampaian materi oleh narasumber, terjadi diskusi-diskusi antara peserta dengan narasumber  yang berlangsung hangat dan lancar. Ada banyak peserta seminar yang menanggapi materi narasumber dan ditanggapi oleh para narasumber. (Marpina Sindika Wulandari)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved