Liputan Khusus
Gedung SDN 7 Semanai Terbakar Api Karhutla, Orangtua Enggan Siswa Belajar di Gudang
Mereka terdiri atas sembilan siswa kelas I, satu siswa kelas II, dan masing-masing dua siswa kelas III dan IV.
Oleh karenanya, Yekti sangat berharap Pemerintah Kabupaten Kayong Utara membangun kembali gedung tersebut. Yekti tak ingin melihat anak-anak didiknya belajar lesehan tanpa fasilitas memadai lagi.
Baca: Polusi Asap Semakin Pekat, Yeremias: Saya Tegaskan Jangan Jadikan Petani Kambing Hitam
Apalagi, kata Yekti, masyarakat transmigrasi setempat selama ini juga sudah sangat terbantu dengan adanya sekolah tersebut. Sebab, para orangtua tidak perlu menyekolahkan anaknya di SDN 7 Semanai yang letaknya sekitar 3 Km dari kawasan transmigrasi.
"Memang ndak terlalu jauh, tapi kalau musim hujan bisa dilihat disini jalannya rusak. Kasihan anak-anak. Kalau yang orangtuanya ndak punya motor terpaksa jalan kaki," ungkap Yekti.
Diakui Yekti, jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut sebanyak 14 orang. Sedangkan, tenaga pengajar berjumlah empat orang dengan status guru honorer.
"Satu guru ngajar satu kelas. Kita cuma sampai kelas IV. Nanti kelas V dan VI anak-anak pindah ke SDN 7 Semanai, karena kita kan nginduk di sana," ujar Yekti.
Sempat Padamkan Api
Yekti menuturkan, warga sempat berupaya memadamkan api saat gedung sekolah terbakar. Warga, kata Yekti, sempat berusaha memadamkan api menggunakan ember untuk mengangkut air dari parit di depan sekolah. Warga terpaksa melakukan hal itu lantaran tidak mempunyai peralatan pemadam api yang memadai.
"Di sini kebakaran lahan udah sekitar dua bulan. Api nyala, mati, nyala, mati. Kita di sini dikepung api. Belakang rumah saya pun ada kebakaran," kata Yekti.
Yekti mengatakan, api diduga mulai menyambar gedung sekolah pada saat angin bertiup kencang. Karena api terlalu besar, sementara pemadaman hanya dilakukan dengan peralatan seadanya, akhirnya gedung sekolah tidak terselamatkan.
Diungkapkan Yekti, api tidak sampai 30 menit melahap seluruh bangunan beserta isinya hingga rata dengan tanah. Yekti mengungkapkan, tidak ada satu barang pun yang bisa mereka selamatkan. Seluruh berkas, buku-buku pelajaran, dan alat-alat peraga ikut ludes terbakar.
Meski demikian, menurut Yekti, tidak ada korban akibat peristiwa itu. Para pelajar saat itu memang sedang diliburkan karena kabut asap.
"Kemarin tim pemadam (Manggala Agni) datang bangunannya udah habis terbakar," cerita Yekti.
Kepala Regu Manggala Agni Kayong Utara Andri Susanto memastikan, api Karhutla di kawasan transmigrasi merembet ke gedung sekolah. "Sudah habis, tinggal tunggul," katanya kepada Tribun.
Regu Manggala Agni sempat berupaya memadamkan api. Ketiadaan sumber air di dekat lokasi membuat upaya pemadaman terhambat. Gedung sekolah pun akhirnya tidak dapat diselamatkan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Ismail, mengatakan para siswa SD Filial SDN 07 Semanai saat ini sedang libur akibat polusi asap. Pihaknya pun terpaksa memperpanjang libur para siswa, hingga ditemukan tempat belajar yang layak.
Ia mengatakan, tidak ada gedung lain di dekat lokasi sekolah yang bisa digunakan untuk menampung kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu.
"Mereka kan sebenarnya sudah libur karena kabut asap ini. Karena kejadian kayak gini, untuk sementara libur mereka kita perpanjang dulu," kata Ismail.
Ismail memastikan secepatnya akan mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. "Pasti secepatnya akan kita cari solusi. Nanti akan kita bicarakan dengan pihak-pihak terkait," sebut Ismail.