Bupati Sanggau: Kita Hadir Sebagai Wujud Kepedulian Bahwa Tampun Juah Rumah Kita Bersama
Bupati Sanggau Paolus Hadi membuka secara resmi gawai serumpun Tampun Juah Tahun 2019 yang dipusatkan di Lapangan Rumah Adat
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Madrosid
Citizen Reporter
Staf Diskominfo Sanggau
Abang Alfian
Bupati Sanggau: Kita Hadir Sebagai Wujud Kepedulian Bahwa Tampun Juah Rumah Kita Bersama
SANGGAU - Bupati Sanggau Paolus Hadi membuka secara resmi gawai serumpun Tampun Juah Tahun 2019 yang dipusatkan di Lapangan Rumah Adat Menua Asal Tampun Juah, Dusun Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Senin (2/9/2019).
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong. Kegiatan tersebut mengusung Tema "Kebersamaan yang menyatukan dan memartabatkan". Gawai dilaksanakan dari tanggal 2 September hingga 4 September 2019.
Hadir pada kesempatan tersebut Direktorat Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat, Dirjen KLHK Catur Endah Prasetiani, Staff Ahli Gubernur Bidang Hukum dan HAM Provinsi Kalbar, Hermanus, Forkompimda, Kepala OPD Kabupaten Sanggau, Direktur Institut Dayakologi Krisussandi Gunui, Para Camat, Perwakilan dari Kabupaten yang ada di Kalbar, Perwakilan dari Sarawak Malaysia dan Brunei Darussalam, para Temenggung, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama, serta masyarakat Segumon.
Pada kesempatan tersebut Ketua Panitia Johan mengucapkan, Selamat mengikuti gawai Serumpun Tampun Juah di Dusun Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam yang dimulai dari tanggal 2 September hingga 4 September 2019.
Baca: Bupati Sanggau Buka Kegiatan Kampanye Pengurangan Sampah Plastik & Kampanye Pelestarian Hewan Kukang
Baca: Wabup Sanggau: OPD Diharapkan Terus Update Data
Baca: BREAKING NEWS - Ratusan Driver Go-Jek Mogok Kerja dan Lakukan Aksi Demonstrasi
"Terselenggaranya gawai Serumpun Tampun Juah ini merupakan gagasan dari masyarakat Dayak itu sendiri, yakni dari sub suku Dayak Sisang dan Bi Somu dari Komunitas Adat Bidayuh dan Iban Sebaruk," katanya.
Dikatakanya, kegiatan tersebut tidak terlepas atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sanggau dan masyarakat. Adapun Serumpun Tampun Juah menurut pengakuannya bahwa yang mana sebagian orang Dayak yang ada di Kalimantan berasal dari tembawang Tampun Juah.
Staff Ahli Gubernur Bidang Hukum dan HAM, Hermanus mengatakan bahwa Tampun Juah merupakan simbol dan identitas orang Dayak.
"Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya gawai Serumpun Tampun Juah. Yang mana kegiatan ini memiliki makna yang sangat penting dan bersejarah, yakni bagaimana kita selaku masyarakat adat menjunjung tinggi adat dan budaya suku Dayak,"ujarnya.
Hermanus mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan sebuah kerinduan dan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat adat dayak, khususnya sub suku dayak Iban dan bidayuh dalam mengenang kembali tembawang Tampun Juah tempat berasal.
"Sejarah harus diingat, karena dengan sejarah menjadi pemersatu bangsa. Maka dari itu terus dijaga, pelihara dan perkuat yang menjadi nilai-nilai luhur.
Sehingga bisa dijadikan crossborder untuk para wisatawan, tentu dengan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung. Oleh karena itu kerjasama yang sudah terjalin ini maka pekerjaan yang berat bisa menjadi ringan,"jelasnya.
Direktorat Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat Dirjen KLHK, Catur Endah Prasetiani mengucapkan selamat gawai Serumpun Tampun Juah di Dusun Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kabupaten Sanggau.
"Kami berharap dengan didapatkannya hutan adat, tidak mengubah yang menjadi fungsinya dan pembuatan genetik yang ada di hutan adat. Adapun yang menjadi tujuan atas penetapan hutan adat tersebut, yakni dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera,"jelasnya
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sanggau, Paolus Hadi mengatakan hari yang sangat luar biasa ini, yang mana kita kedatangan tamu undangan dari Kementerian, Provinsi dan dari Kabupaten yang ada di Kalbar.
"Dengan kedatangan kita disini merupakan sebagai wujud atas kepedulian kita semua bahwa Tampun Juah merupakan rumah kita milik orang Dayak,"katanya.
Dikatakannya, ada beberapa sub suku dayak di Kalbar dan bahkan di Sarawak Malaysia dan Brunei Darussalam berasal dari tembawang Tampun Juah.
"Saya kira pada tiga tahun yang lalu dengan penelitian dari Institut Dayakologi, bahwa masyarakat dayak berasal dari tembawang Tampun Juah. Sehingga tempat ini ditetapkan untuk dibangun rumah Betang atau rumah kita bersama," ujarnya.
Bupati juga mengatakan bahwa kalimat tentang Tampun Juah tersebut bukanlah milik Sanggau, akan tetapi milik kita bersama, yaitu beberapa Kabupaten yang ada di Kalbar, Sarawak Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Kami sudah menetapkan tembawang Tampun juah sebagai situs budaya. Sehingga masyarakat adat dayak yang berasal dari Tampun Juah di Beberapa Kabupaten yang ada di Kalbar dan negara tetangga untuk bersama-sama membangun rumah betang yang merupakan rumah kita bersama,"tuturnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu menjelaskan terkait dampak yang menyatakan disini merupakan tempat kebersamaan dan menyatukan masyarakat Dayak, yakni bagaimana membangun mayarakat Dayak untuk negara Indonesia.
"Ketika masyarakat disini menata tempat atau lokasi untuk ditetapkan hutan adatnya yang luasan 651 hektar tersebut, saya berharap masyarakat Segumon harus respon dan jangan kalah dengan yang menentang pemikiran kita. Ini tempat yang baik untuk bertemu, bersilaturahmi dan juga merupakan tempat yang mempunyai nilai-nilai adat budaya dan seni yang tinggi,"ujarnya.
PH sapaan akrabnya juga menegaskan, Persaudaraan ini harus ditingkatkan dan sarana ditempat ini harus kita bangun, agar kedepan tempat ini menjadi tempat yang bermartabat.
"Saya berharap nantinya khususnya di Dusun Segumon ini mereka mempunyai homestay, sehingga para wisatawan bisa menginap dirumah mereka dan sekaligus bisa menikmati daerah situs budaya," harapnya.
Untuk itulah ia mengajak kita kelola tembawang Tampun Juah ini secara maksimal dan mudah-mudahan ditempat ini akan melahirkan hal-hal yang hebat, khususnya mayarakat Dayak yang bermartabat untuk negara Indonesia.
Cek 10 Berita Pilihan Tribun Pontianak di Whatsapp Via Tautan Ini: Tribun Pontianak Update