Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad UAS Ungkap Profesi Mentereng Keluarga Dekat! Alasan UAS Tak Ikut Jejak Keluarga
USTADZ Abdul Somad janji tidak akan terjun ke dunia politik apalagi sampai ikut kontestasi pemilihan pemimpin atau sejenisnya di birokrasi.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Ustadz Abdul Somad UAS Ungkap Profesi Mentereng Keluarga Dekat! Alasan UAS Tak Ikut Jejak Keluarga
USTADZ Abdul Somad janji tidak akan terjun ke dunia politik apalagi sampai ikut kontestasi pemilihan pemimpin atau sejenisnya di birokrasi.
Ustadz Abdul Somad atau UAS tetap jadi Ustadz sampai akhir hayatnya.
Penegasan itu disampaikan Ustadz Abdul Somad saat Tanya Jawab UAS Di Masjid Al-Hidayah Menteng Indah, Medan, Sumatera Utara (Sumut), baru-baru ini.
Ustadz Abdul Somad mengaku dakwah yang ia lakukan saat ini sudah dipesankan oleh datuknya agar ia konsentrasi di bidang agama.
UAS mengatakan, memang sejumlah keluarganya memiliki profesi cukup mentereng mulai dari polisi, tentara, jaksa dan guru.
Khusus UAS, sudah dipesankan untuk sekolah agama.
Baca: Wanita Ini Tak Ingin Maskawin Aneh-aneh dari Calon Suami! Cukup Ustadz Abdul Somad, Maksudnya?
Baca: Ustadz Abdul Somad (UAS): Betambah Lagi Musuh, Bantailah Situ Apalagi Dipikirkan
Hal itu terungkap saat Tanya Jawab UAS tersebut, seseorang bertanya kenapa UAS tidak ingin menjadi pemimpin umat di birokrasi.
Berikut satu di antara sekian banyak pertanyaan dalam Tanya Jawab UAS Di Masjid Al-Hidayah Menteng Indah, Medan, dikutip dari Channel YouTube Ustadz Abdul Somad Official yang di-posting, Rabu 21 Agustus 2019 silam.
Diturunkan Alquran di bumi ini untuk memelihara semesta alam. Kenapa tak ada keinginan Ustadz menjadi pemimpin umat di birokrasi?
Ustadz Abdul Somad pun tersenyum setelah membaca pertanyaan ini kemudian menjawab;
"Mancing-mancing aja..Saya ini bukan Ustadz jadi-jadian, nih kukasih tahu. Saya dari kecil memang sudah dipesankan datuk-datuk saya. Cucuku yang ini musti sekolah agama. Cucuku yang satu ini untuk sekolah agama."
"Yang lain mau jadi sekolah dokter, mau jadi pengacara, mau jadi jaksa, mau jadi hakim, mau jadi polisi, mau jadi tentara. Makanya sepupu saua ada yang jadi polisi, ada yang tentara, ada yang jaksa, ada yang guru,"
"Tapi saya, memang dipesankan. Cucuku yang satu ini musti sekolah agama. Jadi pilih yang lain-lain, jangan sakit hati. Banyak lagi yang mantap-mantap, yang hebat-hebat,"
"Jadi Ustadz? Saya sampai mati jadi Ustadz saja. Kalau masih kuat berceramah, ceramah. Tak lagi kuat, ngajar aja," jawab Ustadz Abdul Somad.
@Abdulrohman Tc: Semoga ALLAH SWT menjaga Tuan guru Syeikh UAS....Aamiin YRA
@Bima _Pati: MasyaAllah Allhamdulillah Tabarakallah. Sehat" Gurunda kami sayang dan ada bersama Gurunda dlm keadaan apapun..
@Deni Firdaus: semoga Allah melindungi guru kita dimana pun beliau berada
@Putra Kazengan: semoga ustadz somad selalu dalam lindungan allah amin
@Farhana Sofia: Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat dalam setiap tarikan nafas Tuan Guru Ustadz Abdul Somad ...dan dimudahkan segala urusan beliau...aamiin
Berikut Video Lengkap Tanya Jawab UAS Di Masjid Al-Hidayah Menteng Indah, Medan, Sumatera Utara (Sumut):
Respon Wapres Jusuf Kalla dan Mahfud MD
Soal ceramah Ustadz Abdul Somad, bandingkan respon Wapres Jusuf Kalla dan Mahfud MD.
Dua tokoh nasional menanggapi polemik ceramah Ustadz Abdul Somad dianggap menista agama lain.
Keduanya adalah Wapres RI, Muhamad Jusuf Kalla atau JK dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi atau MK, Mahfud MD.
Dikutip dari Kompas.com, Kata Jusuf Kalla sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, ceramah atau materi dakwah harus damai dan menyejukkan.
Sementara, Mahfud MD menilai Ustadz Abdul Somad tak perlu minta maaf kepada pihak yang tersinggung, namun tak masalah pula jika minta maaf.
Menurut Mahfud MD, hal tersebut karena Ustadz Abdul Somad telah menjelaskan situasi ketika ia ceramah tentang hal yang membuatnya dituding menistakan agama.
"Tidak harus (minta maaf) karena dia sudah menjelaskan situasinya. Saya kira seruan MUI itu kita anggap cukup, bahwa sudah tidak usah diperpanjang. UAS sudah menjelaskan posisinya, tapi kalau mau minta maaf bagus juga," ujar Mahfud MD di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Ia mengatakan, persoalan minta maaf dan memaafkan merupakan ajaran agama.
Baca: Lafadz Doa Terbebas Lilitan Utang - Anjuran Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad
Baca: Ustadz Abdul Somad Klarifikasi Cuplikan Video Tanya Jawab yang Viral di Medsos Soal Salib
Minta maaf bagi orang yang salah dan minta maaf bagi orang yang benar tetapi disalahpahami.
"Enggak apa-apa minta maaf, kalau saya sih minta maaf tidak apa-apa. Dia merasa benar tapi menimbulkan kesalahpahaman, ya tidak masalah," kata dia.
Sementara terkait persoalan hukumnya sendiri, Mahfud MD menyebutkan agar hak tersebut dipelajari oleh aparat.
Pasalnya, setiap laporan masuk pasti akan dianalisis seberapa besar urgensinya dari kasus tersebut.
"Kan ada mens rea, artinya ada niat untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai orang lain, ada actus reus, pernyataan. Nah actus reus itu sudah ada, tapi mens rea-nya kan dilihat dengan konteks di mana dia bicara, dalam konteks apa, dalam forum apa itu akan bisa ditemukan," kata dia.
Adapun Ustadz Abdul Somad dilaporkan ke polisi dengan tudingan penistaan agama karena ceramahnya dianggap telah menistakan simbol agama lain.
JK: Dakwah Harus Damai
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI) Jusuf Kalla berpesan kepada para pendakwah termasuk Ustadz Abdul Somad untuk menyampaikan materi dakwah yang damai dan menyejukkan.
Sebelumnya, beredar potongan video ceramah UAS yang dianggap menyudutkan agama lain viral di media sosial.
Bahkan, UAS dilaporkan kepada pihak kepolisian atas dugaan penistaan agama.
"Kemarin saya sudah sampaikan dakwah juga harus damai. Harus menjadikan seluruh negeri ini rahmatan lil alamin," ujar JK di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Jusuf Kalla menuturkan, penyampaian dakwah baik di ranah privat maupun publik tak sampai melebar atau menyinggung pihak lain, bahkan sampai menimbulkan perselisihan.
"Momennya di mana, otomatis memang masing-masing orang berbicara pasti bicara tentang keyakinannya. Tidak mungkin sama, cuma bagaimana dakwah itu selain itu jangan jadi melebar. Jangan sering tabrakan," kata dia. (*)