Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad UAS Ungkap Profesi Mentereng Keluarga Dekat! Alasan UAS Tak Ikut Jejak Keluarga

USTADZ Abdul Somad janji tidak akan terjun ke dunia politik apalagi sampai ikut kontestasi pemilihan pemimpin atau sejenisnya di birokrasi.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Instagram@ustadzabdulsomad_official
Ustadz Abdul Somad UAS Ungkap Profesi Mentereng Keluarga Dekat! Alasan UAS Tak Ikut Jejak Keluarga. 

Minta maaf bagi orang yang salah dan minta maaf bagi orang yang benar tetapi disalahpahami.

"Enggak apa-apa minta maaf, kalau saya sih minta maaf tidak apa-apa. Dia merasa benar tapi menimbulkan kesalahpahaman, ya tidak masalah," kata dia.

Sementara terkait persoalan hukumnya sendiri, Mahfud MD menyebutkan agar hak tersebut dipelajari oleh aparat.

Pasalnya, setiap laporan masuk pasti akan dianalisis seberapa besar urgensinya dari kasus tersebut.

"Kan ada mens rea, artinya ada niat untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai orang lain, ada actus reus, pernyataan. Nah actus reus itu sudah ada, tapi mens rea-nya kan dilihat dengan konteks di mana dia bicara, dalam konteks apa, dalam forum apa itu akan bisa ditemukan," kata dia.

Adapun Ustadz Abdul Somad dilaporkan ke polisi dengan tudingan penistaan agama karena ceramahnya dianggap telah menistakan simbol agama lain.

JK: Dakwah Harus Damai

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI)  Jusuf Kalla berpesan kepada para pendakwah termasuk Ustadz Abdul Somad untuk menyampaikan materi dakwah yang damai dan menyejukkan.

Sebelumnya, beredar potongan video ceramah UAS yang dianggap menyudutkan agama lain viral di media sosial.

Bahkan, UAS dilaporkan kepada pihak kepolisian atas dugaan penistaan agama.

"Kemarin saya sudah sampaikan dakwah juga harus damai. Harus menjadikan seluruh negeri ini rahmatan lil alamin," ujar JK di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).

Jusuf Kalla menuturkan, penyampaian dakwah baik di ranah privat maupun publik tak sampai melebar atau menyinggung pihak lain, bahkan sampai menimbulkan perselisihan.

"Momennya di mana, otomatis memang masing-masing orang berbicara pasti bicara tentang keyakinannya. Tidak mungkin sama, cuma bagaimana dakwah itu selain itu jangan jadi melebar. Jangan sering tabrakan," kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved