Kisah 22 Menit Berharga Thalia Putri Andriani Sang Paskibraka Nasional Perwakilan Kalbar
Tapi melalui inilah sedikit demi sedikit ia bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Ishak
22 Menit Berharga Thalia Putri Andriani Sang Paskibraka Nasional Perwakilan Kalbar
PONTIANAK - Thalia Putri Andriani adalah seorang siswa kelas XI di SMA N 1 Pontianak yang berhasil mewakili Kalimantan Barat untuk menjadi Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka di Istana Negara yang disaksikan langsung oleh Presiden RI pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 beberapa waktu lalu.
Thalia baru saja tiba di Kota Pontianak pada siang tadi dan langsung berkunjung ke kantor Disporapar Provinsi Kalbar.
Pada kesempatan tersebut, Thalia menceritakan dan berbagi pengalaman berharganya ketika menjadi tim paskibraka nasional.
Saat itu, ia ditugaskan menjadi pasukan 17 pada barisan paskibraka nasional yang mengibarkan sang saka di Istana negara.
Ia mengatakan waktu pengibaran bendera dari mulai hingga selesai memakan waktu 22 Menit dan menjadi waktu yang berharga bagi dirinya. Karena ia bisa menunjukan kemampuannya dihadapan presiden dan tamu undangan dari berbagai instansi dan masyarakat seluruh Indonesia.
Baca: VIRAL Anggota Paskibraka Tertancap Paku Karat 7 Cm, Pembawa Baki saat Upacara HUT ke-74 RI Morowali
Baca: Nurul Bangga Jadi Paskibraka, Wali Kota Pimpin Pengukuhan
Pada kesempatan itu pula ayah Thalia berkesempatan hadir menyaksikan anak tercintanya yang melangkah tegap di Istana negara dengan menggunakan seragam paskibra bersama pasukan lainnya yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia.
"Menjadi seorang paskibraka nasional memberikan pengalaman yang mugkin tidak terlupakan bagi saya. Karena saya bisa menemukan teman baru, pengalaman baru dan pengetahuan baru, juga berkesempatan berkunjung ke tempat baru seperti istana negara dan bertemu presiden lalu berjabat tangan dengan presiden," ujarnya saat di temui di kantor Disporapar Provinsi Kalbar, jumat (23/8/2019).
Ia merasa bangga atas capaiannya saat ini , namun tak akan membuatnya merasa puas dan congkak hati.
Tapi melalui inilah sedikit demi sedikit ia bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Baca: Heri Mustamin Nilai 32 Anggota Paskibraka Pontianak Pemuda Yang Membanggakan
Baca: Pesan Bupati Sanggau Paolus Hadi Saat Pengukuhan Paskibraka Tahun 2019
Perjalanannya menuju nasional tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Sebab ia memang benar-benar brrjuang keras, tekun , dan terus berdoa, serta didampingi support dari kedua orang tua dan pihak sekolah.
"Seleksi di Provinsi saya mengalahkan 56 peserta, dan saat itu mencakupi seleksi fisik, psikotes, wawancara , pengetahuan dan kesenian. Menurut saya seleksinya cukup susah untuk dilaksanakan tapi dapat saya lewati juha dengan baik," ujarnya.
Untuk hal lain yang ia dapatkan setelah menjadi paskibraka terutama ia bisa lebih disiplin seperti bangun pagi, istrihat teratur dan rajin.
Saat ditanya cita-cita oleh wartawan ia mengatakan sangat berkeinginan masuk Akademi Militer (Akmil) dan TNI AD dan pada waktu dekat ia akan mengikuti seleksi.
Ia mengaku sejauh ini dukungan dari orang tua maupun sekolah luar biasa dan tak henti melalui doa dan memberi support.
Menjadi paskibraka yang tampil dihadapan presiden Jokowi membuatnya sedikit gugup tapi semua bisa ia atasi dengan baik.
Baca: Presiden Jokowi Kukuhkan Anggota Paskibraka 2019 di Istana Negara, Ini Nama-namanya
Baca: KISAH Asraf, Paskibraka Nasional! Sepatu Koyak yang Dipinjam Ibu Membawa Anak Desa ke Istana Negara
"Rasanya ketika saya ikut menjadi paskibraka di hadapan presiden tidak bisa dijelaskan lagi saking sakralnya dan di tonton oleh banyak orang dan harus fokus melaksanakannya gimana dan tidak boleh lirik kanan kiri dan harus fokus," ujarnya.
"Saat penggerek bendera dilaksanakan selama 22 menit dan latihan hampir 30 hari di Sugondo dan gladi 4 hari di istana negara ," tambahnya.
Selain itu ia bersama rombongan paskibrala berkesempatan berkunjung ke beberapa Tv, Mabes TNI / POLRI, dan Bank Negara.
Thalia adalah gadis yang berasal dari keluarga sederhana ia mengaku bangga bisa berada di titik ini juga berkat kedua orang tuanya.
Ayahnya hanya pegawai swasta dan ibu sebagai IRT. Ia adalah tertua dan memiliki satu saudara laki-laki.
Ia mengatakan kedepan ia akan terus fokus mengejar cita-citanya seperti yang sudsh ia sampaikan.
Karena katanya di paskibra sudah hampir 90 persen memenuhi kriteria sebagai taruna dan taruni dan ia akan terus mempertajam latihan fisik yang di pertambah kemudian psikotes dan kemampuan akademisnya.