Julius Armando: Pertumbuhan Ekonomi Pengatuhi Daya Beli Masyarakat
Selain Market untuk produk Honda, terkait daya beli masyarakat yang cendrung naik turun juga berpengaruh pada nasabah di lising di FIF
Penulis: David Nurfianto | Editor: Jamadin
Julius Armando: Pertumbuhan Ekonomi Pengatuhi Daya Beli Masyarakat
PONTIANAK -Kalimantan Barat masih cenderung bergantung pada komoditas sawit CPO, sehingga ketika harga komoditi ini turun akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, termasuk untuk produk kendaraan sepeda Motor.
“Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi masyarakat saat ini yang masih bergantung pada komoditas sawit, Karet dan wiraswasta, maka dari itu turunnya harga komoditi ini tentu berpengaruh pada market share kita,” ujar Manager Marketing PT Astra Honda Motor (AHM), Julius Armando beberapa waktu lalu.
Seperti karet, Julius mengatakan ditahun sebelumnya harga komoditas ini cenderung stabil, namun terjadi penurunan pada sawit, sehingga hal ini dinilai cukup dirasakan oleh Astra Honda Motor (AHM), khususnya untuk market didaerah Kabupaten.
“Kalau di kota market share kita untuk sepeda motor tidak berpengaruh, sebab rata-rata masyarakat di kota lebih kepada perdagangan, kalau didaerah khususnya mereka yang bergelut sebagai petani sawit, sehingga ketika harga komoditi ini turun, penjualan kita alami penurunan,” terangnya.
Baca: Suma Jenny Bersyukur Jika Dipercaya Kembali Jadi Wakil Ketua DPRD
Baca: Pemuda Nasional Kalbar Apresiasi Pemkab Entaskan Bengkayang dari Daerah Tertinggal
Bahkan kata Julius, diwilayah Kalimantan, Kalbar menempati posisi paling rendah dari sisi market share, hal ini lantaran di provinsi ini masih bergantung pada sawit, sedangkan untuk wilayah Kalimantan lainnya,seperti Kalsel, Kaltara mayoritas ekonomi masyarakat bergantung pada batu bara.
“Sehingga cenderung market kita minus untuk sepeda motor,” ucapnya
Meskipun demikian, lanjut Julius, untuk kinerja pencapaian target sendiri, pihaknya terus melakukan peningkatan, terlebih dengan hadirnya dua produk sepeda motor baru dari Honda, yang diyakini akan berdampak baik pada pasar jenis kendaraan roda dua di Kalbar.
“Target tentu kita harus naik tetap tidak boleh turun, kalau dilihat dari persaingan kompetitor kita juga optimis terlebih dengan kehadiran dua produk Honda baru yang kita yakini akan meningkat,” tegasnya.
Selain Market untuk produk Honda, terkait daya beli masyarakat yang cendrung naik turun juga berpengaruh pada nasabah di lising di FIF, yang mana menurut Aziz, Marketing Officer FIF Pontianak pertumbuhan ekonomi berdampak pada konsumen baik yang melakukan pembelian secara cash maupun kredit.
“Semakin tinggi pendapatan masyarakat tentu akan semakin tinggi juga daya belinya,” tukasnya
Terkait perekonomian Kalbar, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat, berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2019 mencapai Rp 50 599,48 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp32 936,39 miliar.
Ekonomi Kalimantan Barat triwulan II-2019 tumbuh 5,08 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh 7,86 persen.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 12,55 persen.
Baca: Pemuda Nasional Kalbar Apresiasi Pemkab Entaskan Bengkayang dari Daerah Tertinggal
Ekonomi Kalimantan Barat triwulan II-2019 tumbuh sebesar negatif 2,46 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,07 persen.