Sudah 12 Tahun Mengabdi, Dewi: Nasib Guru Honorer Memprihatinkan
Tidak hanya itu, ia katakan juga ada yang bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
Kedepan, Dewi berharap agar ada perhatian dari pada pemerintah. Bukan hanya untuk individu guru tersebut, tapi juga untuk anak-anak dan keturunan dari Guru Honorer.
"Saya, kami dan kita semua berharap dan terus meminta kepada pemerintah agar memperhatikan keturunan dari masa ke masa terkait nasib guru honorer yang tak pernah ada kejelasan ini," katanya.
Baca: Upacara Bendera dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74
"Ibarat fenomena gunung es, yang nampak hanya sedikit sedangkan yang lain masih samar-samar. Apalagi honorer kini di kotak-kotak menjadi K1, K2, Non K. Profesi ini sebagai profesi tertua yang merupakan embrio dari profesi-profesi lain yang ada pada saat ini. Kalaupun pemerintah tidak bisa serta merta mengangkat kami sebagai ASN, setidaknya berikanlah kami upah atau gaji yang relevan sebagai bukti komitmen Pemerintah menghargai dunia pendidikan dan selogan mencerdaskan kehidupan bangsa," ungkapnya.
Dikatakannya lagi, "Seorang pejabat belum tentu bisa mengajar dan mendidik anak bangsa tapi seorang guru di samping menjadi orang tua di rumah juga bisa menjadi orang tua di sekolah," tutupnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/dewi-murni-s-pd.jpg)