Citizen Reporter
Salut, Mahasiswa IAIN Pontianak Bayar Uang Kuliah Selama Enam Semester Pakai Uang Koin
Dibuka kembali setiap enam bulan sekali ketika tiba waktunya untuk daftar ulang
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Citizen Reporter
Humas IAIN Pontianak, Bambang Eko Priyanto
PONTIANAK - Ekonomi boleh rendah, tapi pendidikan harus tinggi. Begitulah prinsip yang dipegang oleh Heriyanto.
Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangatnya mewujudkan cita-cita meraih gelar sarjana.
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) itu selama enam semester membayar uang kuliahnya dengan uang receh hasil tabungannya.
"Sejak semester 2 hingga semester 7, saya membayar daftar ulang menggunakan uang receh" tuturnya.
Ayahnya bekerja sebagai petani padi di Desa Pasa Piang Ujung di Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga. Situasi ini tidak menghalangi niatnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Baca: Syahrini Perdana Rayakan Idul Adha Bareng Mantan Luna Maya, Istri Reino Barack Tampil Cetar
Baca: Patroli Terpadu, Upaya Cegah Karhutla di Kecamatan Tayan Hilir
"Setiap awal semester, saya dan ayah menabung di sebuah toples sedikit demi sedikit. Dibuka kembali setiap enam bulan sekali ketika tiba waktunya untuk daftar ulang," ceritanya.
Ketekunannya selalu membuahkan hasil, uang yang terkumpul dapat membiayai dirinya untuk menuntut ilmu.
"Semester ini uang yang terkumpul paling banyak dibandingkan sebelumnya mencapai Rp. 1.825.000. Sementara semester lalu uang yang terkumpul hanya Rp. 1.472.000. biaya SPP yang hanya Rp. 1.335.000 dapat dibayar dengan tepat pada waktunya" jelasnya dengan bersemangat.
"Orangtua saya pernah bilang "Rajin-rajinlah nak untuk menabung, karena sesuatu yang kecil bisa besar apabila kita menabung," tambahnya.
Heri merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Kakaknya sudah menikah, adiknya juga baru menikah belum lama ini. Sedangkan adiknya yang bungsu baru berusia 7 tahun.
Di keluarganya hanya Heri saja yang berkuliah. Lokasi yang jauh antara rumah dan kampus membuatnya memilih untuk tinggal di Surau yang terletak di Perumnas 4 Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur.
Selain itu, ia mempunyai aktivitas setelah Sholat Magrib ia mengajar anak-anak sekitar surau untuk mengaji hingga Azzan Isya tiba.
Tak ada biaya atau bayaran, semua dijalaninya dengan syukur. Bisa tinggal di surau tanpa harus membayar uang kos, biaya air dan listrik sudah membuatnya senang.
Dari semester awal hingga sekarang IPK tidak pernah kurang dari 3.50 dan IPK terakhir 3.53. Sebenarnya Heri ingin segera seminar proposal karena dari bab I hingga bab III, sudah selesai saat mata kuliah Metodologi Penelitian 2.