Menantu KH Maimun Zubair Ungkap Permintaan Mbah Moen Sebelum Wafat: Masya Allah, Diijabah Allah
Sebelum wafat, KH Maimun Zubair atau yang dikenal dengan Mbah Moen pernah mengungkapkan permintaan kepada sanak keluarganya.
Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
"Mbah Yaii Maimun pernah dawuh, minta didoakan meninggal pada hari Selasa karena biasanya orang ahli ilmu itu meninggal nya hari Selasa.
Dan minta didoakan meninggal di Makkah pas haji...
Masya Allah... Diijabah oleh Allah semuanya," tulis Gus Anam di Facebook.
Melansir informasi dari Kompas.com rencananya jenazah Mbah Moensendiri akan disalatkan di Masjidil Haram.
Setelah itu jenazah akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Ma'la di Kota Mekkah. (*)
Perjalanan Hidup KH Maimun Zubair
KH Maimun Zubair merupakan seorang alim, fakih sekaligus muharrik (penggerak) yang selama ini menjadi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fikih.
KH Maimun Zubair merupakan ulama dan kiai sepuh ormas Nahdlatul Ulama (NU).
KH Maimun Zubair atau yang akrab dipanggil Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928.

Ayah Mbah Moen, Kiai Zubair, merupakan murid dari Syaikh Said-al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Ibunya merupakan putri dari Kiai Ahmad bin Syu’aib.
KH Maimun Zubair menikah dengan putri Hj Fatimah putri dari KH Baidhowi Lasem, dan dikaruniai tujuh orang anak.
Empat diantaranya meninggal ketika masih kecil, sedangkan tiga orang anaknya yang lain yaitu KH Abdullah Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.
Setelah istri pertama Mbah Moen, Hj Fatimah meninggal dunia, Mbah Moen kemudian menikah kembali dengan Nyai Masthi’ah yang merupakan putri dari KH Idris asal Cepu.
Dari pernikahan keduanya, KH Maimun Zubair dikaruniani enam putra dan 2 putri, yaitu KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah (meninggal), serta neng Rodhiyah.