Jadi Desa Open Defecation Free, Anak-anak Desa Kerta Sari Dapat Terselamatkan dari Risiko Stunting
Bupati Sintang Jarot Winarno mendeklarasikan Desa Kerta Sari sebagai Desa Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Jadi Desa Open Defecation Free, Anak-anak Desa Kerta Sari Dapat Terselamatkan dari Risiko Stunting
SINTANG - Bupati Sintang Jarot Winarno mendeklarasikan Desa Kerta Sari sebagai Desa Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan di Halaman Kantor Desa Kerta Sari Kecamatan Ketungau Tengah, Sabtu (3/8/2019) kemarin.
Menurut Jarot pada tahun 2045 mendatang tepat satu abad Indonesia merdeka, dimana ada visi besar Bangsa Indonesia yang di sebut Indonesia Emas. Pada saat itu Indonesia di prediksi akan menjadi tiga besar bangsa terbesar di dunia.
"Nah anak-anak disini rata-rata masih SD dan SMP, maka pada tahun 2045 mendatang usia mereka ada yang 30-40 tahun. Jadi masa depan Kerta Sari, Kabupaten Sintang, Kalbar dan Indonesia ada di tangan anak-anak ini," katanya.
Oleh karena itu, melalui program ODF ini menurut Jarot dapat membantu anak-anak generasi sekarang bisa melewati masa-masa penuh tantangan, agar siap mewarisi masa depan Desa Kerta Sari, Sintang bahkan Indonesia.
Baca: Peringatan Dini, 73 Titik Panas Terpantau di Kabupaten Ketapang
Baca: Mendoakan Anak dan Keluarga dari Mother Prayers
Baca: Pemilu Berjalan Lancar dan Damai, Paguyuban Jawa Kalbar Gelar Tasyakuran Bertajuk Jagongan
Jarot sangat memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Ketungau Tengah, Nusantara Sehat, para guru dan Kades serta perangkat Desa Kerta Sari atas kegigihannya memperjuangkan ODF untuk masyarakat.
"Jadi program ini merupakan program konvergensi, kita keroyok sama-sama ke desa supaya anak-anak kita ini tidak menderita yang kita sebut dengan stunting atau katai kalau bahasa kampung kita bah," terang Jarot.
Jarot pun menjelaskan penyebab stunting atau katai ini bermacam-macam, yang paling utama penyumbang stunting itu sekitar 42 persen adalah masalah kesehatan lingkungan.
Misalnya saat kita buang air besar sembarangan, kemudian lalat-lalat menggrogoti kotoran itu. Selanjutnya lalat-lalat tersebut terbang kemana-mana dan menempel di makanan yang di makan anak-anak dan menjadi sumber kuman.
"Kuman itu diurus usus anak-anak kita, jadi usus itu sibuk bah ngurus kuman, sehingga ada yang tidak tahan lalu kena diare, BAB terus menerus, kalau yang tahan pun ususnya pun jadi kaku, nanti akibatnya makanan yang kita makan tu bukan di serap oleh usus, karena usus kaku, sehingga masa pertumbuhan terhambat jadilah stunting atau katai," tuturnya.