Tergabung Dalam Satgas Pencegahan Karhutla, 110 Personel TNI Ditempatkan di 5 Desa Rawan Kebakaran

Sebanyak 110 anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) pencegahan kebakaran hutan dan lahan

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Youtube
Dandim 1201 Mempawah Letkol Arm Anom Wirasunu terjun langsung ke lokasi banjir di Ngabang untuk memberikan bantuan logistik. 

Tergabung Dalam Satgas Pencegahan Karhutla, 110 Personel TNI Ditempatkan di 5 Desa Rawan Kebakaran

MEMPAWAH - Sebanyak 110 anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah ditempatkan di lima desa yang ada di Kabupaten Mempawah.

Lima desa tersebut adalah yang masuk dalam kategori sangat rawan karhulta yakni Desa Antibar, Desa Pasir, Desa Wajok Hulu, Desa Galang dan Desa Bukit Batu.

Komandan Kodim 1201/Mph, Letkol Arm Anom Wirasunu menjelaskan 110 anggota TNI itu terdiri dari 65 orang dari Kodim 1201/Mph dan 45 orang dari Yonzipur.

Letkol Anom mengatakan, selama bertugas sebagai Satgas dan masuk dalam Tim Gabungan, anggota TNI diberi pesab agar mengedepankan faktor keselamatan.

"Kita lebih menekankan kepada personel yang bertugas agar mengedepankan faktor keselamatan. Sebab kita lihat mereka di lapangan, dengan semangat tinggi, ingin segera menyelesaikan tugas dalam memadamkan api, akhirnya mengabaikan faktor keselamatan," tuturnya, Jumat (2/8/2019).

Baca: Puluhan Kader PMII Gelar Aksi di Kantor DPRD Pontianak Desak Usut Tuntas Kasus PLAT Pontianak

Baca: Kemenag Pontianak Nyatakan Belum Ada Jamaah Haji Yang Sakit Parah

Baca: Putusan Untuk Bawaslu KKU Disebut Syf Aryana Kewenangan Ketua dan Anggota DKPP

Kedua kata Letkol Anom, tugas pokok mereka sebagai Satgas adalah pencegahan, namun apabila sudah terjadi kebakaran lanjut dia, tugas mereka otomatis beralih menjadi penanggulangan.

"Kabupaten Mempawah mempunyai lima Satgas yang terdiri daru TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat. Dimana tugas-tugas pokok dari Satgas tersebut akan disesuaikan dengan program pencegahan seperti patroli, sosialisasi, dan imbauan-imbauan," ujarnya.

Lebih dalam lagi Letkol Anom menjelaskan, konsep dalam pencegahan itu adalah pendekatan dan berbaur dengan masyarakat, seperti kata dia, tidur dengan masyarakat, berinteraksi langsung, dan sebagainya.

"Satgas ini juga tidak akan memberatkan masyarakat, karena mereka sudah dibekali ongkos masing-masing," ujarnya.

Program dan tugas dari Satgaa pencegahan karhutla kata Dandim akan terus berjalan hingga empat bulan kedepan, artinya sampai November 2019 nanti.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved