Breaking News

Mendikbud Imbau Calon Guru Inti Bekerja Keras Bangun SDM Indonesia

Program ini bertujuan untuk memaksimalkan peran guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pada kelompok kerja di zonasinya.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Ishak
ISTIMEWA
Suasana pembekalan guru inti dari Kemendikbud beberapa waktu lalu 

Mendikbud Imbau Calon Guru Inti Bekerja Keras Membangun SDM Indonesia

PONTIANAK - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau para calon guru inti untuk turut serta bekerja keras membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Hal ini, lanjut Menteri Muhadjir, dilakukan dengan cara proaktif melaksanakan tugas di masing-masing zona layanan pendidikan tempat guru inti bertugas. Demikian disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat membuka Pembekalan Calon Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi, Jumat (26/7/2019), di Surabaya, Jawa Timur.

Kegiatan pembekalan ini berlangsung pada tanggal 26 Juli s.d. 2 Agustus 2019.

"Guru adalah ujung tombak untuk membenahi layanan pendidikan di masing-masing zona," ujar Muhadjir Effendy.

Sehingga, lanjutnya, definisi keberhasilan guru haruslah diubah, yaitu dapat mendidik dan mengantarkan seluruh siswa menjadi berprestasi, tanpa diskriminasi.

Baca: Kemendikbud Kembali Gelar Kompetisi Sepakbola Gala Siswa Indonesia Tingkat SMP, Kalbar Masuk Grup E

Baca: Kemendikbud Gelar KBKM 2019, Bangun Jejaring Majukan Kebudayaan

"Guru yang hebat itu bisa mengantar semuanya menjadi pintar, dan sekolah favorit itu bisa mengantar seluruh siswa menjadi pintar," ujarnya. Menteri Muhadjir berharap para guru dapat lebih meningkatkan kontribusinya untuk mendukung pembangunan SDM Indonesia guna menyongsong bonus demografi. "Pembangunan SDM menjadi fokus perhatian dari Pemerintah, para guru supaya bekerja keras, tidak bisa lagi bermain-main dengan tunjangan profesi, terima tunjangan tapi tetap malas," ujarnya.

Peserta kegiatan Pembekalan Calon Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi yang diselenggarakan di Surabaya berasal dari 43 kota/kabupaten dari 17 Provinsi di Indonesia.

Meliputi Aceh, Banten, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Program ini bertujuan untuk memaksimalkan peran guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pada kelompok kerja di zonasinya.

Supriano, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, menjelaskan mengenai adanya perubahan skema pelatihan kompetensi guru.

Baca: Berikan Apresiasi Penggunaan TIK, Kemendikbud Kembali Selenggarakan Anugerah Kihajar

Baca: Buka Seminar PISA, Mendikbud Tekankan Pentingnya Standar Internasional dalam Pendidikan di Indonesia

“Pelatihan sebelumnya, dilatih di pusat, tapi mulai 2019, dikaitkan dengan penguatan kompetensi pembelajaran, menjadi pelatihan berbasis zonasi dengan melatih para guru inti menjadi fasilitator yang baik, mencakup dari sekolah dasar hingga sekolah menengah,” ujar Supriano.

Ditambahkan Supriano, Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) akan memaksimalkan peran guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah di kelompok kerja di zonanya masing-masing.

Peningkatan kompetensi ini berbiaya murah karena berbasis zonasi. Guru tidak perlu meninggalkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di kelas, melaksanakan _peer teaching_ pada kegiatan kelompok kerja, serta _peer learning_ sesama guru dalam zonasinya.

Selain itu, kerjasama antara guru secara berkomunitas _(community learning), serta kepala sekolah dan pengawas sekolah saling bertukar pengalaman.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved