Anti Gagal, Ini Lima Tips Startup Bagi Pemula
Mengingat peluang pasar (market) sangat besar dan startup itu bisa sukses kedepannya.
Anti Gagal, Ini Lima Tips Startup Bagi Pemula
PONTIANAK- Kehadiran perusahaan startup digital saat ini telah berkembang pesat, di tambah kemudahan seseorang dalam membuat aplikasi, sehingga berlomba-lomba ingin mencapai keberhasilan yang sama. Namun, dibalik keberhasilan itu, banyak juga yang gagal dan kandas di tengah jalan.
Seperti yang diungkapkan oleh Fahrurrazi, atau lebih akrab di sapa Aji, Manager Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Senin, (15/7/2019).
Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan bagi startup pemula.
1. Tim yang solid
Startup tersebut harus memiliki tim baik, dalam artian mempunyai satu visi dan mampu bekerja sama di dalam tim dengan baik.
Baca: Berikut Cara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tumbuhkan Minat Baca di Singkawang
Baca: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Singkawang Sosialisasikan Budaya Gemar Membaca
Karena, ini adalah bagian penting dan sebagai langkah awal sebelum memulai startup digital.
2. Ide Startup harus Kreatif
Menciptakan ide yang kreatif dalam memecahkan suatu masalah yang ada di masyarakat. Sehingga ide tersebut menjadi solusi bagi orang lain yang membutuhkan.
Jika sudah memiliki ide, harus segera di validasi. Mengingat peluang pasar (market) sangat besar dan startup itu bisa sukses kedepannya.
3. Konsisten
Sebagai pemula, kita harus memiliki rasa konsisten yang kuat dan tertanam di dalam diri. Ciptakan rasa kemauan dan usaha yang tinggi untuk mencapai suatu keberhasilan di dunia startup digital ini.
Sehingga akan banyak mitra atau pihak terkait dapat mendukung bisnis startup tersebut.
4. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam mengelola startup digital. Serta mampu menentukan waktu yang tepat untuk memastikan startup atau produk yang kita buat ini rilis dan dapat diterima oleh pasar.
5. Mengupgrade Aplikasi Startup
Kebanyakan startup, baik yang sudah berjalan dan bahkan sudah berkembang, sebagian tidak dapat mengikuti perkembangan terbaru yang ada.
Sehingga fase gagal pun dapat terjadi, padahal startup tersebut dapat melakukan rekonstruksi beberapa bagian dari bisnis agar dapat menemukan peluang pasar lebih baik. (Septi Dwisabrina)