Pilkada Sambas 2020, Pengamat Nilai Kandidat Alternatif Harus Lahir dari Rahim Kepentingan Publik
Kandidat alternatif harus lahir dari rahim kepentingan publik yang belum merasakan perubahan signifikan dalam penghidupan mereka.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Ishak
Pilkada Sambas 2020, Pengamat Nilai Kandidat Alternatif Harus Lahir dari Rahim Kepentingan Publik
PONTIANAK – Pilkada Sambas 2020 cukup mendapat sorotan.
Tak terkecuali soal figur yang akan berkompetisi dalam perebutan kursi orang nomor satu di lembaga eksekutif pemerintahan daerah Kabupaten Sambas itu.
Terkait hal itu, pengamat politik yang juga akademisi Untan Pontianak, Ireng Maulana, punya beberapa catatan menarik.
Berikut petikan wawancaranya, Selasa (16/07/2019):
"Tahun depan, Pilkada Sambas memang memerlukan figur-figur yang lebih mampu membawa gagasan baru.
Mungkin mereka-mereka yang terbebas dari afiliasi kelompok yang pernah berkuasa pada 20 tahun terakhir.
Baca: Pilkada Sambas 2020, Suyanto Tanjung Akui Telah Jalin Komunikasi dengan Guntur
Baca: Guntur Yakin Dapat Dukungan Hanura dan Demokrat Maju Pilkada Sambas
Kepemimpinan status quo dua dekade yang lalu sebaiknya dicarikan jalan keluarnya sehingga regenerasi kepemimpinan di Kabupaten Sambas benar-benar terjadi.
Demokrasi memberikan jalan supaya masyarakat memiliki pilihan yang lebih baik, dan oleh karena itu calon kandidat yang berkompeten dan handal harus menjawab tantangan tersebut.
Kriteria yang lebih ekstrim barangkali terletak pada harapan, yakni kandidat berasal dari anak muda yang memiliki rekam jejak kinerja dan moralitas yang baik.
Publik berharap, kandidat atau figur pada Pilkada kali ini lebih peka kepada keadaan faktual daerah yang menyimpan banyak masalah klasik dan tradisional yang belum terselesaikan.
Baca: Subhan Nur Persilahkan Kader Nasdem Maju di Pilkada Sambas 2020
Baca: Kader Nasdem, Eko Setiawan Nyatakan Siap Maju di Pilkada Sambas 2020
Kandidat alternatif harus lahir dari rahim kepentingan publik yang belum merasakan perubahan signifikan dalam penghidupan mereka.
Sebaiknya jargon dan tagline janji politik kelak lebih membumi dan lebih menjawab realita statistik perkembangan di Kabupaten Sambas yang sebenarnya.
Jangan lagi membuai masyarakat dengan hamparan program yang sesungguhnya nanti tidak akan mampu diselenggarakan.
Kita sangat merindukan lahirnya kandidat yang lebih rasional dan memiliki kalkulasi baik untuk masa depan pembangunan Sambas paska Pilkada 2020.