Peringatan Dini

BALI - Prakiraan Potensi Tejadi Gerakan Tanah Sepanjang Juli 2019, Cek Daerah Potensi Banjir Bandang

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi menginformasik potensi gerakan tanah untuk wilayah Bali di bulan Juli 2019.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
vsi.esdm.go.id
BALI - Prakiraan Potensi Tejadi Gerakan Tanah Sepanjang Juli 2019, Cek Daerah Potensi Banjir Bandang. 

* Manggis Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Rendang Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Selat Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Sidemen Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

KABUPATEN KLUNGKUNG

* Banjarangkan Menengah

* Banjarankan Menengah

* Dawan Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Klungkung Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Nusapenida Menengah

KABUPATEN TABANAN

* Baturiti Menengah-Tinggi

* Kediri Menengah

* Kerambitan Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Marga Menengah-Tinggi

* Penebel Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Pupuan Menengah-Tinggi

* Selemadeg Menengah-Tinggi

* Selemadeg Barat Menengah-Tinggi

* Selemadeg Timur Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

* Tabanan: Menengah

Keterangan:

Menengah: Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Tinggi: Daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

SEJARAH

Lembaga ini dibentuk setelah meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur tahun 1919. Pada tanggal 16 September 1920dibentuk Vulkaan Bewakings Dients (Dinas Penjagaan Gunungapi) di bawahDients Van Het Mijnwezen.

Pada tahun 1922diresmikan menjadi Volcanologische Onderzoek (VO), yang kemudian pada tahun 1939 dikenal sebagai Volcanological Survey.

Dalam kurun waktu tahun 1920-1941, Volcanologische Onderzoek membangun sejumlah pos penjagaan gunung api, yaitu Pos Gunung Krakatau di Pulau Panjang, Pos Gunung Tangkuban Perahu, Pos Gunung Papandayan, Pos Kawah Kamojang, Pos Gunung Merapi (Babadan, Krinjing, Plawangan, Ngepos), Pos Gunung Kelud, Pos Gunung Semeru, serta Pos Kawah Ijen. Selama pendudukan Jepang, kegiatan penjagaan gunungapi ditangani oleh Kazan Chosabu.

Setelah Indonesia merdeka, dibentuk Dinas Gunung Berapi (DGB) di bawah Jawatan Pertambangan. Tahun 1966 diubah menjadi Urusan Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi.

Pada tahun 1976berubah lagi menjadi Sub Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan.

Pada tahun 1978 dibentuk Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi.

Tahun 1992 dibentuk Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral.

Pada tahun 2001, urusan gunungapi, gerakan tanah, gempabumi, tsunami, erosi dan sedimentasi ditangani oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Setelah bergabung dengan Badan Geologi, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berubah nama institusinya menjadi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Di dunia internasional, PVMBG dikenal dengan sebutan Volcanology Survey Indonesia (VSI), dan berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved