Ratusan Siswa Siap Unjuk Kemampuan di Lomba Kompetensi Siswa SMK 2019
Menurutnya, partisipasi para siswa merupakan bentuk perkembangan kualitas pendidikan SMK yang terus meningkat di seluruh tanah air.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
"Kami betul-betul mengharapkan bahwa pada saatnya nanti tidak ada satu pun anak SMK yang ketika lulus kemudian menganggur," harap Didik.
Beberapa jurusan, lanjut Didik, dapat dipertimbangkan untuk dievaluasi agar bisa diisi oleh para siswa SMK. Dicontohkannya, terdapat sebanyak hampir 1.250.000 siswa pada jurusan administrasi.
Jumlah ini, menurut Didik, dapat meluluskan hampir 300.000 s.d. 400.000 siswa setahun. "Tentu jumlah ini luar biasa besar, di sisi lain, anak-anak kita yang mungkin ditampung di dunia kerja bisa jadi tidak lebih dari 50 persen," jelas Didik.
Baca: 180 Prajurit TNI AD Laksanakan TMMD Sintang
Kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) pun turut mengemuka pada pembukaan LKS 2019. Didik mengimbau agar SMK dapat memiliki partner DUDI untuk sarana berlatih kerja.
"Prinsipnya SMK adalah berlatih, sehingga ketika mereka terjun ke dunia kerja mereka betul-betul sudah siap. Oleh karena itu, mestinya tidak ada satu pun SMK yang tidak punya partner dunia kerja," ujar Didik. Dengan demikian, lanjut Didik, setiap lulusan satuan SMK bisa siap ditempatkan di dunia kerja.
Sri Sultan Hamengkubowono X, Gubernur DI Yogyakarta, turut mengapresiasi para siswa SMK. Menurutnya, prestasi para siswa di kancah internasional khususnya, seperti kompetisi World Skill Asia, dapat membantah stereotip negatif SMK yang masih minim, khususnya dalam penguasaan teknologi.
"Siswa lulusan SMK Indonesia meraih juara umum kompetisi World Skill Asia Tahun 2018 membuktikan prestasi siswa SMK, dengan dengan memborong 6 medali emas dan 3 perak, capaian ini melebihi target 3 emas dari 17 bidang yang dilombakan," ujar Sultan.
Selanjutnya, Sri Sultan pun menambahkan perkembangan dunia industri menuntut kualitas dari lulusan para siswa SMK. "Pola pembelajaran kita harus memacu ketelitian dan relevansi dengan dunia nyata, dan memadukan ilmu dengan kecakapan hidup," ujarnya.
Selanjutnya, perlu terdapat inovasi bagi pola pembelajaran siswa, dari pola pembelajaran eksprerimen ke pembelajaran berbasis pengalaman (experiental learning) menuju pembelajaran inovatif berbasis kreatifitas untuk memenuhi kebutuhan pasar.
"Disinilah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) saling terpadu dengan kebijakan pendidikan, industri, dan pengembangan iptek," jelas Gubernur D.I. Yogyakarta.
Kemudian, penerapan pembelajaran harus berupa berbasis inovasi untuk mewujudkan ekosistem pendidikan di sekolah," tutupnya.