Kisah Ustadz Yusuf Mansur Pertama Kali Mengerjakan 4 Rakaat Dhuha! Niat Sholat Dhuha, Doa & Bacaan
Didasari ilmu yang didapatnya bahwa siapa yang mengerjakan empat rakaat dhuha akan dicukupkan rezekinya, bahkan diantar.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).
6. Berpahala umroh
Yakni jika dikerjakan satu paket dengan sholat Subuh berjamaah di masjid. Yakni seseorang sholat Subuh berjamaah di masjid lalu duduk atau berdiam diri untuk dzikir atau ibadah lainnya hingga tiba waktu dhuha. Ketika tiba waktu dhuha, ia menunaikan sholat dhuha. Setelah itu baru pulang ke rumah.
Baca: Inilah Kalimat Pertama yang Ditulis Allah Sebelum Menciptakan Manusia! Sayangilah Sesama Manusia
Waktu shalat dhuha
Waktu shalat dhuha terbentang sejak matahari naik hingga condong ke barat. Di Indonesia, waktu ini terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Namun menurut Ustadz Abdul Somad, waktunya mulai 12 menit setelah matahari terbit dan selesainya 10 menit sebelum waktu Zhuhur.
Waktu yang lebih utama adalah setelah seperempat siang. Yakni sekitar jam 8.30 WIB untuk Surabaya dan 9.00 WIB untuk Jakarta.

Di Arab, waktu itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan anak unta beranjak. Sebagaimana sabda Rasulullah:
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Bahwasanya Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha (di awal pagi). Dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’” (HR. Muslim)
Niat sholat dhuha
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Namun dalam Fiqih Islam wa Adillatuhuditerangkan bahwa menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bagi yang melafadzkan niat, lafadz niat sholat dhuha adalah sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa)
