Warga Ngeluh Air Tidak Jernih, Direktur PDAM Mempawah Akui Pelayanan Masih Belum Optimal
Kalau aromanya sih tidak begitu kuat, yang ada malah aroma kaporit dan tawas, akan tetapi seharusnya air PDAM itu jernih, tidak keruh seperti ini,
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
"Kaporit yang terlalu banyak akan membuat air berbau khas, kalau tawas kita menghabiskan sekitar 5 sampai 6 ton, dengan harga per kilogram tawas sekitar Rp 4000 rupiah," paparnya.
Untuk mencapai optimalnya kepuasan pelanggan, Trisna menuturkan bahwa PDAM perlu melakukan perbaikan IPA, filternya, bila perlu dibuat baru karena sudah tua sejak 1982, selain itu prasarana juga perlu ditambah bak penampungannya.
Karena untuk mengoptimalkan kualitas bak penampungan air harus besar dan filternya bagus, jadi air yang disedot untuk di olah sempat mengendap dan jernih.
Agar air PDAM bisa jernih, ukuran penampungannya harus ribuan kubik, sementara yanh dimiliki PDAM Mempawah saat ini hanya berkapasitas 400 sampai 500 kubik saja.
"Sebenarnya kalau pelayanan kepada masyarakat tidak tertumpu kepada PDAM saja tetapi juga kepada pemerintah daerah. Karena semuanya persediaan seperti IPA, PIPA dan kerusakan-kerusakan ditanggung oleh pemerintah daerah," jelasnya.
Trisna menjelaskan, PDAM hanya sebagai operator yang mengoperasikan saja. "Untuk internal PDAM memang kita yang mengontrolnya, tetapi dari segi infrastruktur itu Pemda semua, baik di Kabupaten maupun Pusat," imbuhnya.
Trisna mengatakan, PDAM tentu tidak akan mampu melayani masyarakat dengan optimal jika tidak didukung oleh pemerintah daerah, oleh sebab itu dukungan tersebut harus terus di optimalkan agar pelayanan PDAM kepada masyarakat bisa optimal juga.
"Seperti sekarang saja contohnya, filter yang rusak itu sampai sekarang belum dibetulkan, bagaimana kita bisa melayani masyarakat dengan optimal," pungkas Trisna Jaya