Warga Ngeluh Air Tidak Jernih, Direktur PDAM Mempawah Akui Pelayanan Masih Belum Optimal
Kalau aromanya sih tidak begitu kuat, yang ada malah aroma kaporit dan tawas, akan tetapi seharusnya air PDAM itu jernih, tidak keruh seperti ini,
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
Warga Ngeluh Air Tidak Jernih, Direktur PDAM Mempawah Akui Pelayanan Masih Belum Optimal
MEMPAWAH -Warga Desa Sengkubang, Desi Wulandari (26) mengeluhkan kondisi air PDAM yang keruh dan bewarna hitam, ia mengatakan air yang keruh tersebut meski tidak berbau namun sedikit kurang sedap jika dilihat.
"Kondisi air PDAM ini kenapa warnanya kok hitam dan keruh begini, padahal kita dirumah ini menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, dan mencuci pakaian sekolah anak," ujarnya, Minggu (23/6/2019).
Desi mengatakan, warna air yang gelap tidak seperti biasanya, dikhawatirkan membuat pakaian sekolah putih yang dicucinya berubah warna dan tampak kotor.
Baca: Ramdani: PDAM Butuh Kerjasama Pemerintah Daerah untuk Optimalkan Pelayanan
Baca: Marwansyah: Gunakan PLN Premium, Penggunaan BBM Hotel Neo Jadi Lebih Irit
"Kalau aromanya sih tidak begitu kuat, yang ada malah aroma kaporit dan tawas, akan tetapi seharusnya air PDAM itu jernih, tidak keruh seperti ini," katanya.
Selain itu, warga lainnya, Kamarudin Arsyad (43) juga mengatakan hal senada, dimana air PDAM yang mengalir kerumahnya keruh dan bewarna gelap.
"Kalau airnya sih lancar, cuma warnanya keruh dan gelap, kita jadi ragu-ragu untuk mandi dan menyikat gigi," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Udin itu mengatakan ia sudah melaporkan hal tersebut kepada petugas PDA. setempat yang kebetulan juga ia kenal, namun ia merasa kurang puas dengan jawaban yang diberikan, karena tanpa ada tindakan apapun yang dilakukan.
Terkait hal tersebut, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Mempawah, Trisna Jaya mengatakan keluhan pelanggan soal kualitas air yang keruh memang sering mereka terima.
"Kebanyakan pelanggan mengeluh soal kualitas air, tapi kalau filter yang rusak itu tidak dibetulkan, sampai kapanpun kita tidak bisa optimalkan kualitas air," ujarnya.
Selain filter yang rusak, kata Trisna, keruhnya air PDAM yang sampai kerumah masyarakat juga disebabkan oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang roboh beberapa waktu lalu, meski pihaknya telah berupaya maksimal, ketika hujan turun di hulu air PDAM terkadang keruh karena air bakau masuk.
"Ditambah lagi IPA yang roboh kemarin, bagaimana mungkin kualitas air yang sampai sekarang masih menjadi keluhan utama masyarakat bisa di optimalkan," ujarnya.
Trisna mengatakan, kalau masalah kelancaran alhamdulilah sampai sekarang masih lancar.
"Apalagi kalau musim gambut, karena kita tidak punya IPA gambut, jadi airnya tetap hitam, apalagi saat hujan di daerah hulu, air gambut turun ke sungai, itu pasti air yang sampai ke pelanggan juga hitam," ungkapnya.
Trinsa mengungkapkan, untuk menangani itu, PDAM menggunakan kaporit dan tawas, meski kata dia penggunaan kaporit tidak terlalu banyak, sebab hanya untuk membuang bakteri saja.
"Kaporit yang terlalu banyak akan membuat air berbau khas, kalau tawas kita menghabiskan sekitar 5 sampai 6 ton, dengan harga per kilogram tawas sekitar Rp 4000 rupiah," paparnya.
Untuk mencapai optimalnya kepuasan pelanggan, Trisna menuturkan bahwa PDAM perlu melakukan perbaikan IPA, filternya, bila perlu dibuat baru karena sudah tua sejak 1982, selain itu prasarana juga perlu ditambah bak penampungannya.
Karena untuk mengoptimalkan kualitas bak penampungan air harus besar dan filternya bagus, jadi air yang disedot untuk di olah sempat mengendap dan jernih.
Agar air PDAM bisa jernih, ukuran penampungannya harus ribuan kubik, sementara yanh dimiliki PDAM Mempawah saat ini hanya berkapasitas 400 sampai 500 kubik saja.
"Sebenarnya kalau pelayanan kepada masyarakat tidak tertumpu kepada PDAM saja tetapi juga kepada pemerintah daerah. Karena semuanya persediaan seperti IPA, PIPA dan kerusakan-kerusakan ditanggung oleh pemerintah daerah," jelasnya.
Trisna menjelaskan, PDAM hanya sebagai operator yang mengoperasikan saja. "Untuk internal PDAM memang kita yang mengontrolnya, tetapi dari segi infrastruktur itu Pemda semua, baik di Kabupaten maupun Pusat," imbuhnya.
Trisna mengatakan, PDAM tentu tidak akan mampu melayani masyarakat dengan optimal jika tidak didukung oleh pemerintah daerah, oleh sebab itu dukungan tersebut harus terus di optimalkan agar pelayanan PDAM kepada masyarakat bisa optimal juga.
"Seperti sekarang saja contohnya, filter yang rusak itu sampai sekarang belum dibetulkan, bagaimana kita bisa melayani masyarakat dengan optimal," pungkas Trisna Jaya