Komunitas 1000 Guru, Traveling and Teaching Aksi Peduli Membantu Sekolah Pedalaman

Seperti satu di antara komunitas yang sudah terkenal di seluruh Indonesia yaitu Komunitas 1000 guru.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Foto bersama 

Komunitas 1000 Guru, Traveling and Teaching Aksi Peduli Membantu Sekolah Pedalaman

PONTIANAK-  Seorang guru yang terbaik akan mendidik dan mengajar dari hati, bukan hanya dari Buku. Dari sikap seorang guru lah, Murid akan belajar. 

Kata-kata tersebut mungkin tepat untuk menggambarkan perjuangan guru-guru di negeri kita ini. Guru bisa saja menjadi ujung tombak bagi setiap generasi anak bangsa. 

Seperti satu di antara komunitas yang sudah terkenal di seluruh Indonesia yaitu Komunitas 1000 guru. 

Dibentuk pada 2012 oleh Jemi Ngadiono, 1000 Guru adalah komunitas non-formal beranggotakan pemuda-pemudi yang peduli pendidikan anak-anak di wilayah terpencil Indonesia.

Baca: Cari Penitipan Anak di Pontianak, Ini Tempatnya

Baca: Halalbihalal Keluarga Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di Ketapang

Berbeda dengan komunitas yang berbasis pendidikan lainnya, dalam komunitas ini kegiatan volunteering mengajar diisi juga dengan travelling di lokasi sekitar sekolah. Program ini dinamakan Travelling and Teaching.

Seperti keterangan dari seorang Voulenter 1000 guru di Pontianak, Diana Cristy Nainggolan mengatakan Travelling and Teaching adalah kegiatan perjalanan yang tak hanya menapaki keindahan alam di pedalaman negeri dan mengenal budaya adat-istiadat warisan leluhur. Namun juga melakukan kegiatan mengajar serta berbagi ilmu dengan anak-anak di daerah terpencil.

Selain Travelling and Teaching, Komunitas 1000 Guru memiliki program kerja lainnya yaitu smart center.

Komunitas 1000 guru di Pontianak dikatakannya sudah ada mulai dari tahun 2015. 

Ia menjelaskan, hingga saat ini komunitasnya telah memiliki banyak cabang komunitas regional. Antara lain di Bandung, Tangerang, Bekasi, Makasar, Surabaya, Jogja, Palembang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Sukabumi, Medan, Banten, dan Kupang.

Komunitas ini murni independen tanpa ada campur tangan dari siapapun. Fokus kegiatannya berbasis sukarela dan setiap program Travelling dan Teaching selalu membuka open recuitment. 

"Siapa saja yang tertarik boleh bergabung. Syarat menjadi volunteer Travelling and Teaching tentunya harus memiliki visi dan kepedulian terhadap pendidikan pedalaman. Kegiatan volunteering ini dalam setahun bisa melakukan perjalan beberapa kali. Pelaksanaannya dilakukan satu hari dan dikemas dengan perjalanan wisata di daerah sekitar," ungkapnya. 

Diana sendiri mengaku bahwa ia merasa terpukul dengan banyaknya polemik pendidikan di daerah pedalaman.

Banyak keharuan yang didapatkan dari anak-anak bangsa disana. Namun semangat sekolah anak-anak pedalaman juga sama seperti kita disini.

Mereka berjuang untuk bersekolah walaupun dengan pakaian yang terkadang sudah tidak layak lagi untuk dipakai. 

Baca: 10 Ribu Siswa SMA/SMK Swasta di Kalbar Akan Diberikan Beasiswa, Ini Tanggapan Imam Habib Ramadhanu

Dari situlah keinginannya untuk bisa bergabung menjadi seorang voulenteer. Mereka berbagi apa yang yang bisa menjadi kebahagiaan bagi anak-anak sekolah di pedalaman.

Komunitas 1000 guru juga hadir memberi bantuan seperti, sepatu, baju seragam, tas dan lainnya.

Melalui jasa donatur yang ikut menyumbangkan donasinya mereka akan melakukan perjalanan ke daerah tujuan pedalaman.

"Melihat kebahagiaan mereka, rasanya lega hati ini, dimana kita sering kaliengeluh, bolos sekolah, mempunyai pendidikan dan pakaian yang layak namun tidak dimanfaatkan, namun anak-anak disana begitu semangat dalam menempuh pendidikannya," ujar Diana
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved