Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad Sampaikan Pesan untuk Semua Pendusta, Belajar dari Kisah Semut Malang
Ustadz Abdul Somad Sampaikan Pesan untuk Semua Pendusta, Belajar dari Kisah Semut Malang
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
"Mana kaki belalang yang kau janjikan? Mana kaki belalang yang kau katakan nyatanya tidak ada," cerita Ustadz Abdul Somad.
Padahal sebenarnya kaki belalang itu ada, tapi sudah digeser oleh manusia.
Begitulah ternyata hukuman bagi pendusta, pembohong, penipu dalam dunia semut.
Ternyata semut juga punya hukum. Semut juga berkata jangan berdusta jangan berbohong.
Apa hukuman pendusta dalam dunia semut?
Mereka yang berdusta, mereka yang berani berbohong, mereka akan dicabik-cabik dirobek-robek dipotong-potong, dikerat-kerat sehingga tidak tersisa.
Begitulah manusia yang selalu mengamati, selalu berfikir.
Jika dalam dunia semut yang tidak dinamis dari sejak zaman Nabi Sulaiman hingga saat ini semut tidak pernah membangun sebuah peradaban tapi hukuman bagi pendusta, pembohong, penipu begitu hebat.
Tidak ada hukuman yang layak bagi penipu, pendusta, pembohong, kecuali kematian.
Penipu dalam dunia semut dicabik. Pembohong dalam dunia semut dipotong, pendusta dalam dunia semut dikerat.
Bagaimana dengan dunia manusia?
Oleh sebab itu, ada makhluk yang tampaknya hina, rendah, tidak ada apa-apa tapi justru dalam peradaban mereka menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran.
"Tapi dalam hidup manusia yang katanya lebih mulia, tapi ternyata dijatuhkan serendah-rendah sehina-sehina penciptaan karena dusta, bohong, tipu muslihat dan tipu daya," kata Ustadz Abdul Somad.
Oleh sebab itu, puasa sebenarnya mendidik kita menjadi orang-orang yang jujur terhadap diri sendiri, tanpa dilihat oleh atasan, CCTV, tapi jujur karena merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap gerak dan langkah.
"Diamnya adalah fikir, geraknya adalah zikir," pungkas Ustadz Abdul Somad.
Simak selengkapnya dalam video berikut ini: