Pilpres 2019

Tim Prabowo Tuding Demokrat Tak Maksimal Menangkan Prabowo - Sandi, "Memang dari Awal Sudah Mendua"

Kubu Prabowo Tuding Demokrat Tak Maksimal Menangkan Prabowo - Sandi, "Memang dari Awal Sudah Mendua"

Screenshot YouTube CNN Indonesia
Prabowo dalam pernyataan pers di Kawasan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (08/05/2019) petang WIB. 

PONTIANAK - Ketua Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi di Kalbar, Suriansyah menuding jajaran partai Demokrat tak bekerja maksimal dalam memenangkan Prabowo - Sandi di Pilpres 2019.

Suriansyah mengatakan, hal itu sudah terlihat sejak awal, bukan hanya di saat-saat akhir Pilpres 2019.

"Saya rasa kita tahu sendiri dengan sikap mendua dari Demokrat dan kita tentu tidak bisa mendikte Demokrat harus seperti apa," katanya, Senin (20/05/2019).

"Tentu mereka mempertimbangkan keuntungan politik bagi mereka apabila mereka keluar dari koalisi adil makmur dan masuk ke koalisi Indonesia kerja dari Jokowi," lanjutnya.

Mestinya, kata dia, sebagai koalisi Demokrat berjuang sampai titik akhir.

"Tentu sebagai partai mereka bebas melakukannya tetapi bagi kami tentu cukup disayangkan, harusnya kita berjuang sampai selesai. Tapi kitakan tidak bisa mendikte Demokrat bersikap sesuai harapan kita," imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk di Kalbar Demokrat memang tidak maksimal dan enggan menghadiri ketika diajak untuk berkoordinasi guna pemenangan Prabowo-Sandi.

Baca: Elit Demokrat Keluar Dari Koalisi, Kubu Prabowo Sebut Demokrat Memang Tak Bekerja Maksimal

Baca: Pernyataan Sikap, FKUB Entikong Deklarasi Tolak People Power di Pemilu 2019

"Ya saya rasa bisa dirasakan dan kelihatan jika selama ini kurang maksimal, di Kalbar sendiri mereka tidak pernah mau mengikuti apabila diundang rapat mengkoordinasikan kegiatan. Itu menunjukan memang dari awal sudah mendua," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengeluarkan pernyataan keras melalui akun Twitter-nya.

Dia mengaku berhenti mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Alasannya, karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dirundung di media sosial.

Ini isi tulisan Ferdinand, pada Minggu (19/5/2019):

"Pagi ini, dapatkan bullyan siapa sgt tidak berperiulan dr buzzer setan gundul yang mengolok Ibunda Ani yang sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas buzzer brutal itu, gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN , saat ini BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI."

Ferdinand tidak menerima Ani Yudhoyono diserang oleh para pendukung Prabowo-Sandiaga di media sosial.

Ani disebut tidak benar-benar sakit.

Baca: KPU Tetapkan Jokowi - Maruf Amin Pemenang Pilpres 2019, Prabowo - Sandi Punya Waktu 3x24 Jam

Baca: RAMALAN ZODIAK Kesehatan Selasa 21 Mei 2019, Sagitarius Ingin Ungkapkan Kebenaran, Capricorn Peka

Ferdinand mengaku juga akan mengundang partainya untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Kendati demikian, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyetujui partainya akan tetap bersama Prabowo-Sandi hingga mengumumkan hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei mendatang.

Tak hanya Ferdinand, Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon juga menuturkan mundur dari koalisi pendukung pasangan calon (paslon) 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jansen Sitindaon mengaku sikap mundurnya sebagai sikap pribadinya.

Jansen Sitindaon mengaku akan pamit dan mundur baik-baik dari kubu 02.

"Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Dan saya pribadi akan pamit baik-baik mundur dari barisan Pak Prabowo ini," kata Jansen ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5/2019) malam, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/5/2019).

Selain itu, Jansen juga mengatakan sejumlah alasaan dirinya tidak merasa nyaman di koalisi 02.

Disebutkannya, saat ini istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono tengah sakit dan dirawat secara intensif di Rumah Sakit National University Hospital, Singapura.

Jansen menyebutkan, dalam kondisi itu, Ani mendapatkan tudingan dari sejumlah netizen atau Buzzer yang mengatakan sakit Ani hanya berpura-pura.

"Bukan bohongan seperti tuduhan buzzer di media sosial Twitter ya," kata dia.

Padahal menurut Jansen, banyak bukti yang telah memperlihatkan bahwa Ani benar-benar sakit.

Prabowo pun juga pernah turut menjenguk Ani Yudhoyono.

"Mungkin kalau hanya menyerang kami kader-kader Demokrat, masih bisalah kami menerimanya. Silakan serang kami sekeras mungkin. Tetapi ini sudah menyerang Ibu Ani, sudah tidak pantas dan beradab," kata Jansen.

Tak sampai di ditu, Jansen juga geram terhadap fitnah yang dilayangkan sejumlah tokoh yang mengatakan Demokrat ingin bergabung dengan koalisi kubu 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Jansen menyebutkan tudingan-tudingan seperti itu membuatnya melihat Demokrat seperti tak dihargai telah ikut memperjuangkan kubu 02.

"Situasi ini jelas menjadi bahan pertimbangan kami apakah kami masih pantas terus berada di koalisi Prabowo ini atau segera mundur saja dari koalisi ini. Tapi terkait ini biarlah nanti institusi partai yang secara resmi memutuskan ya. Ada ketua umum di situ, sekjen dan majelis tinggi partai," kata dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved