Tak Ada 'Tari LGBT' dalam Peringatan Hari Tari di Pontianak, Yadi: Pelaku Kekerasan Harus Diusut
Tak Ada 'Tari LGBT' dalam Peringatan Hari Tari di Pontianak, Pelaku Tindak Kekerasan Harus Diusut
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Jadi ini adalah kegiatan yang legal, diizinkan dalam rangka memeriahkan hari tari dunia.
Dalam merayakan hari tari dunia ini, tentu pihaknya menampilkan seluruh genre kesenian tari.
Dari yang tradisional hingga modern atau tarian populer yang berkembang pada kalangan anak muda sekarang ini. Hingga pertunjukan tari kontemporer dan ini adalah harinya orang tari.
"Sebenarnya kami, sudah meyakini apa yang ditampilkan adalah sebuah hal yang tetap menjaga etika dan norma. Tapi pemahaman tentang seni dimasyarakat yang harus sama-sama dan perlu ruang untuk dialog sehingga tidak salah paham tentang bentuk-bentuk dan genre tarian mulai dari tradisional hingga modern," ucap Ismunandar saat diwawancarai, Selasa (30/4/2019).
Ia berpikir semuanya sebagai masyarakat kesenian sangat all out untuk mengembangkan kesenian tradisi yang ada di Kalbar.
"Kami sangat menyayangkan sekali hal yang terjadi tadi malam, artinya kita masih sangat membuka. Maksudnya kalau dianggap pertunjukan ada hal yang kurang pantas, kami siap untuk diberitahu dan diinformasikan secara baik-baik," tambahnya.
Sesama orang daerah yang ingin memajukan daerah berdasarkan kemampuan masing-masing, begitu juga para penggiat seni.
Apabila ada hal yang tidak baik maka seharusnya berdialog dan tidak menggunakan cara-cara kurang berkenan yang menyebabkan silahturrahmi kurang baik dimintanya.
Terkait viralnya tulisan pernyataan sikap dari oknum seniman, ia menilai itu adalah bentuk kekhawatiran penggiat seni kedepannya.
Apabila cara-cara tidak bijak terus dipertontonkan, sehingga kesannya kesenian tidak akan tumbuh dan tidak bisa diekspresikan secara baik.
Situasi di lapangan yang berkembang adalah hal yang spontan, informasi yang spontan dan itu didengarkan maka itulah yang para penggiat seni tuliskan.
Ismunandar mengakui memang ada tindakan kekerasan yang terjadi dan dirinya sendiri menjadi korban pemukulan.
Ia menambahkan bukanlah Satpol PP yang memukul dan bukan pula Satpol PP yang membubarkan acara.
Pemukulan dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang sudah bertindak kasar dan melakukan kekerasan, karena terjadi kesalahpahaman di lapangan sehingga pihak panitia menghentikan pertunjukan tari, pdahal waktunya belum selesai.
"Tidak ada pemukulan dari Satpol PP dan pihak panitialah yang menghentikan acara karena mendapat informasi ada kesalahpahaman," pungkasnya.